"Sedangkan di sekolah, kita bisa menjangkau semua anak dari berbagai latar belakang.
Cakupan vaksinasi di sekolah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan vaksinasi berbasis klinik" tuturnya.
Manfaat vaksinasi terlihat jelas pada Australia yang telah memulai program vaksinasi HPV nasional pada tahun 2007.
"Setelah 5 tahun, prevalensi kutil kelamin turun hingga 80%" ucap Prof. Kenneth.
(BACA: Kamu Pecinta Kopi? yuk Kenali Manfaat dari Kopi Jamur)
Pada 2007, presentase pada perempuan berusia kurang dari 21 tahun turun hampir 12%, dan turun hingga 2% di tahun 2011.
Hal menarik yang terjadi dari vaksinasi adalah presentasi kutil pada pria juga ikut menurun.
"Jadi kita melindungi anak perempuan, tapi anak laki-laki pun ikut terlindungi, tercipta herd immunity.
Bisa kita simpulkan efikasi vaksin sangat tinggi" tegas profesor Kenneth.
Adapun sebuah studi meta-analisis yang dilakukan oleh Garland SM, dkk (Clinical Infectious Disease, 2016) menilai dampak dan efektivitas dari vaksin HPV kuadrivalen.
Studi ini dilakukan terhadap beberapa negara seperti Australia, Belgia, Denmark, Perancis, Jerman, Selandia Baru, Swedia dan AS.
Hasilnya konsisten dimana terjadi penurunan pada prevalensi infeksi HPV ipe 6, 11, 16, 18 pada serviks dan miss V seperti kutil kelamin, CIN 2 dan CIN3.
"Penurunan prevalensi yang paling besar terlihat pada kelompok usia muda.
Makin muda seseorang mendapat vaksin, makin besar manfaatnya" papar Profesor Kenneth. (*)