Grid.ID - Kanker, siapa yang tidak tahu dengan penyakit ini.
Penyakit ini adalah salah satu jenis penyakit mematikan dan kebanyakan kasusnya dialami oleh para wanita.
Hal ini pula yang dialami oleh seorang wanita berusia 58 tahun sebut saja namanya Ny. Budi.
Wanita tersebut tampak tak percaya ketika dokter bahwa dirinya positif menderita kanker serviks stadium 1B.
(BACA: Krisdayanti Dapat Hadiah Mata 'Baru')
Semua perasaan bercampur aduk dalam diri Ny. Budi tatkala mendengar berita tersebut.
Tidak ada riwayat penyakit kanker dalam keluarganya dan ia telah ditinggal suaminya 5 tahun lalu.
Dirinya tak bisa membayangkan bagaimana ia bisa mendapatkan penyakit ini.
Melansir dari berbagai sumber, Grid.ID mengungkapkan lebih lanjut pembahasan tentang kanker serviks.
(BACA: Usai Melahirkan, Penampilan Hot Rinni Wulandari Saat di Atas Panggung Jadi Sorotan!)
dr. Andi Darma Putra, Sp. OG (K) dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, memberikan penjelasannya terkait kanker serviks.
Menurutnya, reaksi Ny.Budi adalah reaksi umum saat seorang perempuan mengetahui dirinya didiagnosis kanker serviks.
"Ny. Budi terbilang beruntung karena kanker yang terdeteksi masih terbilang awal dan belum ada penyebaran (metastasis)" ungkap dr. Andi.
HPV (Human Papilloma Virrus), menjadi virus penyebab kanker serviks.
(BACA: Dawet Pakai Sambal, Rasanya Kayak Gimana ya?)
Kanker serviks menduduki peringkat dua kanker terbanyak yang menyerang kaum perempuan di Indonesia.
Tak hanya kanker serviks, HPV juga bisa menimbulkan kanker miss V, vulva, orofaring, kanker anal, kanker penis pada laki-laki juga kutil kelamin.
Menurut INASGO National Cervical Cancer Registry, kasus kanker serviks paling banyak menyerang kelompok usia muda 35-55 tahun diikuti kelompok usia tua 55-64 tahun.
Diketahui ada 200 lebih jenis HPV, namun tidak semua bisa menyebabkan kanker (tipe onkogenik/risiko tinggi).
(BACA: 5 Rekomendasi Produk Skin Care Serum Vitamin C yang Dapat Mencerahkan Warna Kulit)
Ada jenis HPV memiliki tipe onkogenik atau risiko rendah yang menyebabkan kutil kelamin.
Tapi tetap tidak boleh diabaikan karena sejatinya perkembangan kanker tidak dapat diprediksi.
Lesi Pra Kanker Serviks stadium awal (CIN 1) bisa kembali normal dengan sendirinya dengan kemungkinan 70%.
Namun 30% sisanya bisa berlanjut ke stadium tinggi (CIN3), dan kecil kemungkinannya untuk kembali normal dan risikonya besar untuk berkembang menjadi kanker serviks.
Dibutuhkan waktu paling cepat 6 bulan hingga 2 tahun, bahkan bisa sampai 15-20 tahun untuk perubahan sel-sel serviks normal menjadi kanker.
"Karena itu jangan heran, perempuan yang sudah menjanda 10 tahun bisa kena" ujar dr. Andi.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa para dokter juga kecolongan, karena bisa kanker serviks muncul di usia menopause.
Kadang hal itu dianggap sebagai penghabisan haid, namun sampai dua tahun berlanjut begitu ditemukan kanker sudah stadium lanjut.
Bagi wanita dihimbau untuk melakukan skrinning atau deteksi dini selama 3-5 tahun berdasarkan literatur.
(BACA: Tergantung Usia, Ternyata Bayi Punya Kebutuhan Tidurnya Masing-masing loh)
"Namun di Indonesia kita sarankan setahun sekali" terang dr. Andi.(*)