Grid.ID- Matahari adalah pusat tata surya galaksi Bima Sakti kita.
Selain sebagai pusat tata surya galaksi Bima Sakti, matahari juga menyediakan akan kebutuhan cahaya atau sinar ke planet-planet sekitarnya.
Matahari terdiri dari plasma panas yang bercampur medan magnet.
Suhu di matahari pun sangat panas yakni 5.778 K atau jika diklasifikasikan suhu permukaan matahari 6 ribu derajat celcius, inti luarnya 7 juta derajat celcius dan inti matahari sebesar 15 juta derajat celcius.
Persian Immortals, Pasukan Abadi yang Diklaim 'Tak Bisa Mati'
Baru-baru ini NASA mengungkapkan bahwa ada sebuah lubang di atmosfer matahari yang menyebabkan medan magnet sang Surya itu terbuka tak beraturan.
Hal itu menciptakan celah di di atmosfer luar matahari yang disebut Korona.
Lubang itu kemudian dinamai oleh NASA Lubang Koronal.
Bahayanya, lubang Koronal itu mengeluarkan partikel bermuatan gelombang magnetik bercampur panas yang langsung menuju bumi.
Para ilmuwan menamainya Angin Matahari.
Australia Pernah Dibuat Ketar Ketir Hanya dengan Seonggok Sampah Bertuliskan 'Made In Indonesia'
Maka dari itu Space Weather Prediction Center (SWPC) atau Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa AS memberikan perkiraan dampak dari Angin Matahari itu.
"Tiba beberapa jam lebih awal dari yang diperkirakan, aliran angin matahari yang bergerak cepat telah mencapai Bumi,"
"Gelombang magnetik berhembus dari lubang lebar di atmosfer matahari, dan bisa menyelimuti planet kita selama beberapa hari." seperti dikutip dari Spaceweather.com.
Mereka juga memprediksi bahwa akibat dari angin matahari ini bisa berupa gangguan jaringan listrik, sistem avionik pesawat luar angkasa dan satelit.
Bahkan di wilayah bumi bagian barat tepatnya di North Dakota, Minnesota, Michigan dan Maine Amerika Serikat, dapat melihat Aurora yang biasanya hanya tampak di kutub selatan dan utara.
Dlam istilah astronomi angin matahari ini juga dikenal sebagai badai geomagnetik.
Selain gangguan yang sudah disebutkan diatas angin matahari ini dapat menyebabkan pemadaman sinyal radio karena satelit diluar angkasa berpindah orbit karena angin matahari ini.
Angi matahari ini akan berlangsung selama dua hari, yakni tanggal 10 -11 April 2018.(Seto Aji/Grid)