Hummus sejatinya adalah kuliner khas Timur Tengah.
Bentuknya mirip dengan bubur, tapi dengan tekstur yang sedikit lebih kasar, kental, dan berminyak.
Hummus bukanlah hidangan utama.
Hummus adalah hidangan pelengkap yang biasanya dijadikan cocolan.
Baik itu roti atau keripik.
Hummus tradisional hanya dibuat dari 4 bahan.
Yaitu chickpea (sejenis kacang arab), minyak zaitun atau minyak wijen, bawang putih, dan jus lemon.
Tapi sekarang ini sudah banyak ragam variasi hummus agar lebih kaya rasa atau bisa diterima di lidah masyarakat tertentu.
Nama 'hummus' sendiri berasal dari bahasa Turki, 'humus'.
'Humus' memiliki arti kacang chickpea tumbuk, yang memang merepresentasikan bentuk dan cara membuatnya.
Di Indonesia, kita sering menyebut chickpea sebagai salah satu varian kacang Arab yang menjadi oleh-oleh khas saat seseorang menunaikan ibadah Haji atau Umroh.
Chickpea sudah akrab menjadi konsumsi masyarakat Timur Tengah sejak 7.000 tahun yang lalu.
Karena 'digilai' oleh mereka yang bergaya hidup sehat, tentu hummus punya manfaat yang tidak boleh diremehkan.
Bahan utama hummus, chickpea, adalah sumber zat seng dan folat yang baik.
Selain itu, chickpea juga kaya akan serat dan karbohidrat.
Meskipun kaya akan karbohidrat, chickpea memiliki indeks glikemik yang rendah, jadi aman buat para pelaku diet ataupun pengidap diabetes.
Tertarik untuk mencobanya? (*)