Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Seorang siswi SMP di Jakarta Pusat berinisial NF (15) nekat mencekik teman bermain adiknya sendiri yang masih berusia 5 tahun lantaran didorong hasrat membunuh yang sudah tak terbendung.
Kabar ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus.
"Memang tersangka ini punya hasrat untuk membunuh orang, tapi saat hari itu dia sudah tidak bisa menahan lagi," ungkap Yusri, seperti yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Bahkan, lanjut Yusri, pelaku tidak hanya memiliki hasrat untuk membunuh orang saja.
Namun pelaku juga gemar membunuh hewan-hewan tanpa alasan yang jelas.
Kebiasaan ini sudah sering dilakukan pelaku sedari kecil.
"Sejak kecil pelaku senang bermain dengan binatang dan membunuh binatang dengan gampang," ungkap Yusri lebih lanjut.
Berdasarkan keterangan pelaku, aksi pembunuhan yang ia lakukan ini terinspirasi dari film horor yang kerap ditontonnya bersama korban berinisial APA.
"Tersangka ini sering menonton film horor, salah satunya Chucky," kata Yusri.
"Dia senang menonton film horor itu, itu memang hobinya," lanjutnya.
Dan malangnya, korban APA lah yang saat itu berada di rumah pelaku ketika hasrat membunuhnya muncul.
Korban yang saat itu sedang berkunjung ke rumah tersangka lantas ditenggelamkan dalam bak mandi dan dicekik hingga tewas.
Baca Juga: Raffi Ahmad Izin Poligami, Nagita Slavina Beri Jawaban Mengejutkan Sampai Menitikkan Air Mata
Pelaku sendiri sempat kebingungan saat hendak membuang mayat korban hingga akhirnya disimpan semalaman dalam lemari.
Respon KPAI
Menanggapi kasus ini, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti pun angkat bicara.
Menurut Retno, adegan dalam sebuah film bisa memengaruhi perilaku anak-anak yang menontonnya.
Hal ini karena anak-anak sendiri memiliki sifat meniru.
"Anak adalah peniru ulung dari apa yang dia lihat langsung di lingkungannya, atau dia lihat melalui tayangan di televisi dan film," terang Retno seperti yang dilansir dari Tribunnews.com.
Meski motif pembunuhan yang dilakukan siswi SMP terhadap bocah 5 tahun ini belum tentu murni dari adegan film horor yang ditontonnya.
"Dampak tayangan tersebut bukanlah faktor tunggal, bisa saja ada faktor lain yang memicu perilaku tersangka," terang Retno lebih lanjut.
Oleh karena itu, Retno meminta orang tua mulai dari sekarang mengawasi apa yang ditonton anaknya.
"Di sinilah pentingnya para orang tua untuk melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap apa yang ditonton anak-anak mereka, baik melalui televisi maupun aplikasi YouTube."
"Mengingat mayoritas anak sudah memiliki telepon genggam," tandas Retno.
(*)