Find Us On Social Media :

Hassan Al Kontar, Pria Suriah yang Terjebak di Bandara Kuala Lumpur Selama 1 Bulan

By Dewi Lusmawati, Sabtu, 14 April 2018 | 08:56 WIB

Hassan terjebak di bandara Kuala Lumpur selama lebih dari satu bulan

Dengan perbekalan yang terbatas, Hassan lalu memesan tiket penerbangan ke Kamboja.

(BACA: Di Tengah Perang di Suriah, Pemandangan Menyayat Hati Ini Berhasil Diabadikan)

Ia memilih Kamboja karena karena negara itu sama dengan Malaysia, yakni memberikan visa saat warga Suriah tiba.

Ketika ia tiba di sana, ia jusytru dilarang masuk dan paspornya disita.

Para pejabat Kamboja mengatakan kepada harian Phnom Penh Post bahwa warga Suriah dapat ditolak masuk jika mereka tidak memenuhi persyaratan pemerintah.

Hassan dipaksa untuk kembali ke Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2), terminal penerbangan berbiaya rendah, pada 7 Maret 2018. 

(BACA: Rekaman Video Bocah Diduga Korban Perang Suriah Bikin Pilu)

Hassan mengatakan negara Malaysia membuatnya membayar denda untuk 'overstay' visa turisnya.

Ia lalu masuk daftar hitam.

Hal ini berarti Hassan tidak dapat meninggalkan terminal untuk memasuki negara itu.

Dia telah terjebak dalam limbo diplomatik sejak itu.

(BACA: Cerita Wartawan Israel Berlagak Jadi Pengungsi Suriah, Ditolong Orang Palestina dan Dapat Wejangan Seperti Ini)

Hassan mendokumentasikan perjuangannya di Twitter.

Ia mengatakan bahwa dirinya bertahan hidup dengan makan makanan dari maskapai penerbangan dan ia tidur di lantai terminal.

Hassan mengatakan bahwa dirinya tak bisa pulang ke Suriah karena adanya surat penangkapan untuk diirnya.

"Saya tidak bisa tinggal di bandara ini lagi. Ketidakpastian membuat saya gila. Rasanya seperti hidup saya mencapai titik terendah," ujarnya.

(BACA: Seminggu di Perbatasan Turki-Suriah, Melly Goeslaw Sampai Bengek Gara-gara Ini)

Hassan berkata bahwa petugas layanan pelanggan bandara dan pejabat PBB telah menghubunginya.

Wakil menteri perumahan Malaysia mengatakan pada hari Jumat (13/2/2018) bahwa negara itu akan memeriksa Hassan untuk mendapat tempat di Program Pengungsi Suriah.

"Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tidak punya seorang pun untuk menasihati saya ke mana saya bisa pergi. Saya benar-benar membutuhkan bantuan karena saya percaya hal terburuk belum datang," kata Hassan.(*)