Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Ketika kita bepergian dengan pesawat, biasanya kita akan singgah atau berangkat dari bandara.
Waktu tunggu kita di bandara untuk melanjutkan perjalanan dengan pesawat biasanya hanya hitungan jam.
Namun sebuah kisah menyentuh hati dibagikan oleh seorang pria yang terjebak di bandara untuk waktu yang lama.
Bukan karena pesawat yang akan ditumpanginya mengalami delay.
(BACA: Ratusan Anak-anak Tewas di Depan Matanya, Begini Kisah Pilu Dokter yang Bertahan di Suriah)
Tapi karena alasan lain yang menyangkut keselamatannya.
Dilansir Grid.ID dari artikel terbitan This is Insider tanggal 14 April 2018, seorang pria Suriah mengatakan dia telah terjebak di bandara Malaysia selama lebih dari satu bulan.
Ia tidak dapat pergi atau melakukan perjalanan ke negara lain karena pembatasan yang ditempatkan pada warga negara Suriah.
Hassan al-Kontar meninggalkan Suriah pada 2006 untuk menghindari wajib militer.
(BACA: Kisah Um Diab, Wanita Perkasa yang Membongkar Puing-puing Bangunan Sisa Penyerangan Suriah)
Ia memutuskan untuk pindah ke Uni Emirat Arab (UAE) untuk bekerja.
Namun situasinya berubah drastis menyusul pecahnya perang saudara Suriah pada tahun 2011.
Kontar kehilangan izin kerjanya di UAE pada 2016.
Ia dideportasi oleh otoritas UEA ke pusat penampungan di Malaysia pada Januari 2017.
(BACA: Pasca Jatuhnya Bom Udara di Suriah, Inilah Relawan Wanita Pertama yang Menjadi Korban Perang)
Malaysia adalah salah satu negara yang menawarkan visa pada warga negara Suriah saat kedatangan.
Hassan diberi visa turis selama tiga bulan.
Ia berusaha untuk menghemat uang untuk melakukan perjalanan ke Ekuador, yang tidak memerlukan visa.
Hassan memesan tiket penerbangan maskapai Turkish Airways ke negara Amerika Selatan.
(BACA: Pemandangan Menyayat Hati, Anak-anak Suriah yang Berjuang untuk Bernapas)
Tetapi sayangnya ia ditolak di gerbang keberangkatan dan tidak diizinkan naik.
Tiket pesawat Hassan rupanya telah dibatalkan.
"Saya harus kembali ke titik awal," katanya pada media.
Dengan perbekalan yang terbatas, Hassan lalu memesan tiket penerbangan ke Kamboja.
(BACA: Di Tengah Perang di Suriah, Pemandangan Menyayat Hati Ini Berhasil Diabadikan)
Ia memilih Kamboja karena karena negara itu sama dengan Malaysia, yakni memberikan visa saat warga Suriah tiba.
Ketika ia tiba di sana, ia jusytru dilarang masuk dan paspornya disita.
Para pejabat Kamboja mengatakan kepada harian Phnom Penh Post bahwa warga Suriah dapat ditolak masuk jika mereka tidak memenuhi persyaratan pemerintah.
Hassan dipaksa untuk kembali ke Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2), terminal penerbangan berbiaya rendah, pada 7 Maret 2018.
(BACA: Rekaman Video Bocah Diduga Korban Perang Suriah Bikin Pilu)
Hassan mengatakan negara Malaysia membuatnya membayar denda untuk 'overstay' visa turisnya.
Ia lalu masuk daftar hitam.
Hal ini berarti Hassan tidak dapat meninggalkan terminal untuk memasuki negara itu.
Dia telah terjebak dalam limbo diplomatik sejak itu.
Hassan mendokumentasikan perjuangannya di Twitter.
Ia mengatakan bahwa dirinya bertahan hidup dengan makan makanan dari maskapai penerbangan dan ia tidur di lantai terminal.
Hassan mengatakan bahwa dirinya tak bisa pulang ke Suriah karena adanya surat penangkapan untuk diirnya.
"Saya tidak bisa tinggal di bandara ini lagi. Ketidakpastian membuat saya gila. Rasanya seperti hidup saya mencapai titik terendah," ujarnya.
(BACA: Seminggu di Perbatasan Turki-Suriah, Melly Goeslaw Sampai Bengek Gara-gara Ini)
Hassan berkata bahwa petugas layanan pelanggan bandara dan pejabat PBB telah menghubunginya.
Wakil menteri perumahan Malaysia mengatakan pada hari Jumat (13/2/2018) bahwa negara itu akan memeriksa Hassan untuk mendapat tempat di Program Pengungsi Suriah.
"Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tidak punya seorang pun untuk menasihati saya ke mana saya bisa pergi. Saya benar-benar membutuhkan bantuan karena saya percaya hal terburuk belum datang," kata Hassan.(*)