"Aku merasakan kelelahan yang teramat, lelah dan tidak ada tenaga sama sekali," ujarnya.
Seperti kebanyakan anak muda Korea Utara, Jo tumbuh dalam kelaparan.
Pertengahan 1990-an, kelaparan melanda Korea Utara dan menyebabkan jutaan orang tewas.
Baca Juga: 4 Negara yang Punya Larangan Paling Aneh, Warga Korea Utara Tak Boleh Mengenakan Jeans!
Jo mengaku hanya makan sekali dalam seminggu. Terkadang jika beras tak terbeli, Jo dan keluarganya menangkap bayi tikus di tanah.
Akibat kelaparan yang teramat, ayah Jo berusaha menyelinap ke Tiongkok, memohon bantuan kerabat jauh.
Namun saat kembali ke Korea Utara, ayahnya dibekuk otoritas Korea Utara dan dianiaya hingga tewas.
Baca Juga: Dikenal dengan Negara Seribu Aturan, ini 10 Cara Paling Jenius Untuk Kabur dari Korea Utara
Tak hanya ayahnya yang jadi korban kebiadaban rezim Korea Utara, Jo mengenang nenek dan adik laki-lakinya yang juga tewas karena kelaparan yang menahun diabaikan pemerintah.
"Setelah ayah tewas, nenekku meninggal karena kelaparan, kemudian dua adik laki-lakiku juga meninggal karena kelaparan," kenang Jo.
Saat hendak melarikan diri bersama ibu dan saudara perempuannya, Jo terpaksa menitipkan adik laki-lakinya yang berusia 5 tahun pada tetangga.
Ia berharap setelah melarikan diri ke Tiongkok, tetangganya dapat mengirimkan sang adik, tetapi terlambat, sebab adiknya juga tewas dalam kelaparan.