"Lewat mana ngebullynya mbak?" tanya Ryan.
"Yang sosial media, saya telat. Tapi begitu saya ada dimaki-maki.Itu saya cukup drop karena gini, kalau nggak suka, nggak suka aja. Lo mau bikin bener gimana pun salah aja," ungkap Yuni.
"Waktu itu saya masih nggak bisa terima, tapi pada akhirnya semakin kesini, saya biasa aja," imbuhnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Yuni sudah kebal dengan bully-an netizen.
Bahkan bully-an netizen menjadi penguatnya dalam berkarier.
"Soalnya gini, orang itu lihat kita, di-zoom, dicari kesalahannya, terus dikomen.
"Begitu dikomen, saya jadi mikir penting banget hidup saya, orang ngatain saya, dilihat dulu, baru ngatain, berapa sekian menit dia buang waktunya untuk ngatain saya," ungkap Yuni.
"Dan menurut mereka saya penting, dan penting itu gedein aku," tambahnya.
(*)