Find Us On Social Media :

Seperti Manusia, Ribuan Karya Seni Juga Ketar-ketir Saat Perang Dunia

By Aditya Prasanda, Senin, 16 April 2018 | 19:32 WIB

Ilustrasi lukisan di masa perang dan Adolf Hitler

"Tak satupun lukisan boleh meninggalkan Inggris, Sembunyikan semua lukisan di gua dan gudang" seru Winston Churchill, perdana menteri Inggris di tahun 1940.

Grid.ID - Ratusan mahakarya koleksi Galeri Nasional Inggris terpaksa dievakuasi ke tempat aman menyusul serangan Nazi pada periode paling panas Perang Dunia Pertama.

Tak butuh waktu lama, pihak Galeri Nasional dengan sergap melaksanakan seruan Churchill dan memindahkan ratusan karya seni bernilai miliaran dollar itu ke sebuah bunker bawah tanah, tepatnya di daerah pertambangan di Manod, Wales Bagian Utara.

78 tahun berselang, Evakuasi ratusan karya seni ini tercatat sebagai salah satu sejarah penting bagi seni rupa Inggris.

Sebuah Pameran Mengungkap Kisah Anne Frank dan Sahabat Pena-nya di Amerika Serikat

Demi mengenangnya, sebuah pameran berjudul 'Manod: The Nation's Treasure Caves' diadakan awal Maret hingga 8 April lalu di Galeri Nasional Inggris.

Pameran itu menampilkan arsip foto sejarah relokasi ratusan lukisan hingga kondisi lukisan-lukisan tersebut hari ini.

Perampasan dan pemberangusan karya intelektual di masa perang: baik film, tulisan hingga berbagai produk seni rupa adalah hal yang akrab kita dengar pada berbagai tragedi berdarah di medan perang.

Dari ratusan karya intelektual Islam di zaman perang salib, ratusan karya 'setiap penduduk yang dicap komunis' pada tragedi berdarah 1965 di Indonesia, hingga berbagai karya seni di begitu banyak daerah konflik di penjuru dunia.

Ribut Soal Puisi Gus Mus: Mengungkap Asal Usul Pengeras Suara di Indonesia

Mengutip ungkapan populer penyair Jerman, Heinrich Heine, "Mereka yang membakar buku adalah mereka yang membakar kemanusiaan" demikian cara banyak penguasa di medan perang melegalisir kemenangan mereka atas daerah jarahannya.

Pantas Inggris menginstruksi semua galeri kenamaan yang mengarsipkan karya-karya penting untuk segera merelokasi aset negara itu ke tempat yang aman.

Selain Galeri Nasional, Museum Inggris tercatat turut andil menyelamatkan Magna Carta karya Michael Angelo, Raphel karya leonardo Da Vinci hingga buku langka buah karya Shakespeare dipindahkan ke Perpustakaan Nasional Wales di Aberystwyth.

Mengungkap Sejarah Keterlibatan Dokter dalam Bisnis Kecantikan di Indonesia

Hal yang sama juga dilakukan Prancis kala Nazi mulai meniupkan genderang perang.

Museum Louvre dikosongkan tahun 1939 dan 3.600 lukisan direlokasi menuju rumah-rumah penduduk yang dianggap aman.

Lukisan fenomenal, 'Mona Lisa' bahkan pernah berpindah tangan sebanyak lima kali, dari satu kastil menuju biara demi menghindari gempuran tentara Hitler. (*)