"Mungkin beberapa orang nge-judge 'Oh, mungkin karena cara berpakaian, atau mungkin karena dia menggoda, atau mungkin karena dia kayak gini' itu kan pendapat orang lain."
"Dia kan nggak ngalamin sendiri, dia nggak tahu rasanya jadi kamu. Ya jangan percaya sama orang, jangan dengerin kata orang. Kamu cukup lanjutin hidup kamu, jangan pernah takut," ungkapnya.
Diam saja selama bertahun-tahun rupanya membuat Asa justru gelisah.
Ia tidak mau jika orang-rang seperti ayah tirinya mengulangi hal yang sama karena merasa tidak ada korban yang akan mengancam hidupnya.
"Karena menurut aku, nih. Kalau aku nggak berani cerita, sampai ke sini diem, orang kayak bapak tiri aku, dia kan bebas bersyarat, dia masih berkeliaran di luar sana dan kita nggak tahu korbannya siapa lagi, siapa tahu masih ada."
"Ya, amit-amit, mungkin masih ada korbannya selain aku, tapi nggak berani ngomong karena dia nggak dihukum sesuai hukum yang berlaku, kan? Jadi orang-orang kaya gitu kan, kita malah membuka peluang kita untuk mereka. Jadi macem-macem," tutur gadis 20 tahun ini.
Asa juga mengajak para korban lain untuk berani berbicara demi mendapat keadilan mereka dan mencegah kasus-kasus yang sama terjadi lagi.
"Ya aku pengen kita yang jadi korban, kita yang harus stand up!" pungkasnya.
(*)