Terjadilah pertempuran sengit ketika dua lawan itu bertemu.
Tembak menembak seru terjadi antara 300 Fretilin melawan unit kecil Kopassus pimpinan Letnan Poniman.
Posisi para prajurit Kopassus sedang tidak beruntung.
Dibawah hujan deras tembakan musuh, mereka terjepit karena dibelakang jurang mengangga.
Bahkan satu persatu anggota Kopassus harus gugur diterjang timah panas Fretilin.
Melihat jika hanya bertahan saja maka bisa dibantai oleh Fretilin maka Letnan Poniman memerintahkan mundur.
Satu-satunya cara agar lolos ialah berlari menuju sebuah celah bukit di sekitar area pertempuran.
Namun peluang para prajurit kopassus itu sangatlah kecil untuk lolos, berlari menuju bukit tersebut.
Hingga seorang prajurit berpangkat Prajurit Satu (Pratu) Suparlan mengajukan diri untuk menahan serangan Fretilin sendirian dan membiarkan teman-temannya untuk meloloskan diri.
Lantas Pratu Suparlan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur, ia langsung maju sendirian menerjang 300 orang milisi Fretilin.
Fretilin pun tanpa ampun langsung menjadikan Pratu Suparlan sebagai sasaran utama, ia diterjang entah berapa peluru yang bersarang ditubuhnya.