Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Tim Polres Aceh Timur baru saja mengungkap sebuah rekayasa kasus penculikan dan perampokan.
Dalam sebuah keterangan tertulisnya, Kasat Reskrim Polres Aceh Timur AKP Dwi Arys Purwoko mengatakan rekayasa ini dibuat oleh KM (24).
Warga asal Desa Alue Dalam, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur itu merancang rekayasa penculikannya agar pernikahannya bersama tunangan batal.
Pasalnya, KM sudah kehabisan uang untuk mahar padahal waktu menikah dengan tunangan di kampung sudah dekat.
Kronologi Kejadian
Melansir dari Kompas.com, kronologi kejadian ini bermula pada Minggu (15/03/2020) kemarin.
Saat itu, sekira pukul 23.00 WIB, KM pergi ke Kota Langsa untuk bertemu seorang temannya bernama Wahyu.
Kepada Wahyu, KM meminjam uang sebesar Rp 1 juta yang ngakunya untuk pulang ke Banda Aceh.
Padahal uang itu digunakan KM untuk membayar utang ke Tengku Kudri, seorang temannya yang lain yang juga di Langsa.
"Uang dari Wahyu itu diberikan ke Tengku Kudri. Dia bayar utang ke Tengku Kudri sebesar Rp 700 ribu,” terang Kasat Reskrim.
Semalam suntuk itu dihabiskan KM untuk memikirkan jadwal pernikahan yang sudah dekat, sementara uang yang dia miliki tidak cukup untuk mahar.
Lalu pada Senin (16/03/2020), ia memutuskan untuk pulang ke desanya menggunakan angkutan umum.
Namun baru di perjalanan, ia sudah mengurungkan niatnya dan memilih turun di dekat jembatan Alue Nireh.
Di sanalah ia kemudian terpikirkan untuk menyusun rekayasa penculikan dan perampokan agar terhindar dari acara pernikahan.
Rencananya itu baru ia eksekusi pada keesokan harinya, Selasa (17/03/2020), setelah semalam menginap di Masjid Alue Nireh.
Pertama-tama ia menggulung-gulungkan tubuhnya ke lumpur agar bajunya terlihat kotor.
Baca Juga: Anies Baswedan: Tolong Kabari Semua, Selama 3 Minggu Jangan Berpergian, Tahan Dulu!
Kemudian, KM mengikat tangannya sendiri menggunakan seutas tali yang dia temukan saat itu.
"Setelah itu dia baru teriak minta tolong. Warga mendengar teriakan KM dan membantunya lalu melapor ke polisi," terang Dwi.
Namun ternyata polisi jeli dan motif rekayasa penculikan ini terungkap.
Pasalnya, KM sendiri kerap memberikan keterangan yang berberlit-belit.
"Tujuannya buat batal nikah saja," pungkas Dwi.
Kebanyakan Nonton Sinetron
Kasus rekayasa penculikan bukan kali ini saja terjadi.
Baca Juga: Liburan di Tengah Pandemi Virus Corona, Krisdayanti Mempercepat Kepulangan ke Indonesia
Kasus serupa juga pernah terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.
Seperti yang diberitakan oleh Antaranews sebelumnya, seorang siswi SMP asal Kabupaten Pangkajene berinisial SR (12) mengaku sebagai korban penculikan oleh anak tokoh masyarakat di kampungnya.
Aksi ini nekat SR lakukan lantaran sudah kepalang takut setelah menghilangkan sandal milik ibunya, Sabtu (07/03/2020).
Baca Juga: Aktris Game of Thrones Indira Varma Positif Terinfeksi Virus Corona: Itu Tidak Menyenangkan!
"Putri (nama samaran) ini merekayasa cerita dan mengaku telah diculik, tapi yang sebenarnya adalah Putri ini kesal sama keluarganya dan mengarang cerita," terang Kapolres Pangkep AKBP Ibrahim Aji.
Lanjut Aji, SR mendapatkan ide untuk membuat skenario ini dari tayangan sinetron yang biasa ditontonnya di televisi.
"Terinspirasi dari berbagai acara di TV. Sinetron, FTV kan banyak itu acaranya," ungkap Aji.
Baca Juga: Prisia Nasution Tetap Produktif Kerja di Rumah Sambil Urus Yayasan Sosial, Patut Dicontoh Nih!
Sandiwara yang dikarang SR sendiri terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan terhadap salah satu anak tokoh masyarakat di kampungnya yang disebut-sebut sebagai pelaku penculikan.
Pasalnya, anak tokoh masyarakat tersebut hanya melakukan kegiatan memancing di hari SR mengaku diculik.
"Kepada penyidik, akhirnya korban mengaku bahwa dirinya mengarang cerita untuk mendapatkan perhatian dari orangtuanya," pungkas Aji.
(*)