Hal tersebut bisa dilakukan melalui pembekalan dan edukasi sejak dini.
"Microsoft percaya bahwa ada tiga area kunci untuk mendorong perempuan muda untuk masuk ke dalam karir yang berhubungan dengan STEM," kata Nina Wirahadikusumah saat ditemui Stylo Grid.ID, di Soulbox, Jakarta, pada Rabu (18/04).
Beliau mengungkapkan bahwa tiga area kunci itu adalah meningkatkan eksposur dengan tokoh panutan di bidang STEM, menciptakan peluang dengan pengalaman langsung yang menunjukkan bagaiman STEM dapat membentuk masa depan dan membantu seseorang membayangkan masa depan bersama STEM.
Selain itu persepsi dan stigma masyarakat tentang industri STEM yang berkaitan dengan sifat maskulin itu harus dipatahkan.
(BACA JUGA: Tak Perlu Takut, Ini 7 Tips dan Trik Menghadapi Bawahan yang Lebih Senior dari Kita)
Sejalan dengan Nina, Alamanda Shantika menhungkapkan bahwa wanita juga mampu menjadi bagian dari industri STEM.
"Enginering sangat maskulin, gitu ya stigma masyarakat. Tapi sekarang jangan dilihat dari suatu maskulinitas, teknologi bukan skedar buat aplikasi tapi membentuk cara berpikir, dan wanita itu bisa melakukannya. Harus ada pengalaman lanhsung, dari situ perempuan muda akan mendapatkan keahlian yang berharga seperti pemikiran kristis, kreativitas, pemecahan masalah, dan keterampilan " ujar Alamanda.
Selain itu, sekolah - sekolah juga dapat mengimplementasikan pengalaman langsung untuk siswi di usia muda dengan menggunakan perangkat yang akrab dengan siswi, seperti tablet dan PC.
Teknologi itu sendiri dapat membantu siswi dalam mempelajari bidang studi STEM dengan cara yang lebih mudah dicerna.
Hanifa Ambadar juga mengungkapkan bahwa sebaiknya lingkungan sekolah dan keluarga tidak membatasi para wanita muda yang ingin terjun di industri STEM.
"Sekolah-sekolah saat ini bisa mengubah persepsi anak perempuan terhadap bidang STEM dengan cara memberikan eksposur terhadap role model bagi siswa perempuan melalui kerjasama dengan tokoh-tokoh perempuan setempat, seperti alumni, yang menekuni bidang STEM untuk berbagi cerita bahwa perempuan berperan sangat penting dalam bidang STEM," papar Hanifa Ambadar.
Selama 23 tahun terakhir, Microsoft Indonesia telah bermitra dengan pemerintah Indonesia untuk membantu generasi muda, termasuk perempuan muda Indonesia untuk mengembangkan keterampilan digital. (*)