Grid.ID – Enam orang dokter di Indonesia dikabarkan meninggal dunia, usai berjuang sekuat tenaga untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus corona.
Setidaknya, tiga dari enam dokter yang dikabarkan meninggal dunia usai merawat pasien virus corona, sudah dikonfirmasi oleh Juru Bicara Pemerintah, Achmad Yurianto.
Ketiganya yaitu dokter Hadio Ali Khazatsin Sps, dokter Djoko Judodjoko SpB, dan dokter Adi Mirsa Putra SpTHT.
Sementara itu, tiga nama lain yang juga beredar di dunia maya antara lain dokter Laurentius P, SpKJ, dokter Ucok Martin SpP, dokter Toni Daniel Silitonga.
Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 ini menyebutkan kalau tindakan para dokter dan tenaga medis lainnya, adalah sebuah dedikasi terhadap profesi sekaligus bangsa dan negara.
Dokter serta tenaga medis memang menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien yang terinfeksi virus corona Covid-19 ini.
Tidak hanya paramedis yang ada di Indonesia, namun di dunia, mereka bahu-membahu untuk membantu pasien yang sudah terinfeksi, untuk sembuh.
Sejumlah foto dan kisah haru akhirnya viral di dunia maya.
Mereka seolah tak lelah bekerja siang dan malam, agar jumlah kematian akibat wabah virus corona ini bisa dihambat atau dihentikan sama sekali.
Salah satu potret tenaga kesehatan yang viral di dunia maya adalah paramedis yang tengah salat.
Paramedis ini masih memakai baju khusus yang disebut hazmat (hazardous materials), pakaian yang khas digunakan oleh paramedis sebagai APD (Alat Pelindung Diri) dari bahan berbahaya, ketika salat.
Foto paramedis ini mendadak viral setelah diunggah oleh akun Facebook Hawler Teaching Hospital.
Disebutkan, paramedis itu bertugas di salah satu rumah sakit di kota Erbil, Irak.
Dari berbagai pemberitaan memang diketahui Irak termasuk negara yang juga memiliki pasien terinfeksi Corona.
Sementara itu, di Indonesia juga sempat viral foto seorang petugas medis yang memberikan pesan kepada kedua orangtuanya.
Pesan itu dia tulis dalam selembar kertas putih, dan fotonya sempat viral di media sosial.
Petugas medis itu menggunakan baju hazmat, lengkap dengan masker, dan sarung tangan.
“Abi, Umi, aku haus tapi gak berani minum.”
Dalam keterangan fotonya juga tertulis jika paramedis yang sudah menggunakan baju hazmat, kesulitan untuk makan dan minum, bahkan untuk buang air kecil.
Biasanya, mereka bisa memakai baju itu 8 sampai 12 jam lamanya.
Sebab, jika sekalinya baju hazmat itu dibuka atau dilepas, harus dibuang ke kantung infeksius dan dibakar.
Sementara itu, baju hazmat sendiri dihargai sangat mahal, sekitar Rp 500 ribu dan jumlahnya mulai langka di pasaran.
Soal baju hazmat, ini adalah pakaian wajib yang dipakai oleh para tenaga medis yang menjadi garda terdepan untuk menangani pasien yang terinfeksi virus corona.
Lewat akun media sosialnya, Mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, membagikan video singkat berdurasi 4 menit 59 detik, terkait paramedis yang sedang membuka baju hazmat.
Ternyata, tak semudah itu, ada sejumlah standar yang harus dilakukan, meski hanya untuk membuka baju hazmat yang sudah dipakai.
Baca Juga: Memerangi Virus Corona, Youtuber Atta Halilintar Inisiatif Mengumpulkan Uang untuk Tenaga Medis
Awalnya, paramedis yang memakai baju hazmat itu membasuh tangannya dengan hand sanitizer sebelum membuka lapisan pertama sarung tangan mereka.
Cara dia membasuh tangan menggunakan hand sanitizer juga tak main-main, sesuai standar medis yang kini banyak tersebar di dunia maya soal cuci tangan yang baik dan benar.
Setelah itu, dia mengambil sarung tangan karet yang baru, untuk selanjutnya membuka head cap alias penutup kepala, dan membuangnya ke dalam tong infeksius.
Setiap sang paramedis membuka atribut di tubuhnya, dia selalu membasuh tangannya dengan hand sanitizer.
Prosedur itu dia lakukan satu per satu, sampai pada akhirnya paramedis itu membuang baju hazmat dan masker bekas pakai.
Setelah seluruh atribut di tubuh selesai dilepaskan, sang paramedis itu mencuci tangan dengan air dan sabun seperti yang disarankan.
“Ribet, tapi tetap berisiko tinggi!” tulis Triawan Munaf seperti dikutip oleh Grid.ID, Senin (23/3/2020).
“Lihat di video ini bagaimana seorang perawat membuka baju anti-virusnya.”
“Bayangkan pengorbanannya, harus memakai Pakaian Perlindungan Diri yang berlapis-lapis,” tulis Triawan Munaf sambil membubuhkan emoticon sedih.
Setidaknya, dengan video singkat itu, masyarakat menjadi tahu bagaimana perjuangan seorang tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan pasien.
Ayo bantu mereka dengan berdiam diri di rumah seperti yang dianjurkan oleh Presiden Jokowi.
Dengan gerakan #dirumahaja diharapkan kita bisa menekan jumlah penyebaran virus corona ini.
Semangat tenaga medis Indonesia!
(*)