Pada bulan Agustus 2007, agen polisi internasional Interpol mengumumkan bahwa mereka telah mengedarkan surat perintah penangkapan untuk Raghad.
Interpol menduga bahwa Raghad dan para pembantunya telah membantu Pemberontakan di Irak.
Diduga ketika hidup dalam kemewahan di Yordania, dengan kekayaan yang melimpah, Raghad mendukung Negara Islam Irak dan Levant.
Interpol menduga Raghad bertujuan untuk kembali merebut kekuasaan di Baghdad, ibu kota Irak.
Sementara itu, saat dimintai tanggapan atas pencantuman namanya dalam daftar pencarian orang dicari Raghad mengeluarkan sebuah pernyataan.
Dikutip dari Al Arabiya, Raghad, telah bersumpah untuk menghadapi semua orang yang menghina dirinya.
Raghad berniat untuk menuntut mereka kembali.
Raghad mengungkapkan melalui telepon bahwa dia saat ini tidak berada di Yordania seperti yang diyakini sebelumnya oleh media.
Dinas keamanan Irak, pada Minggu (4/2/2018), mengumumkan daftar pencarian bagi 60 orang.
Orang-orang yang dicari dicurigai menjadi anggota ISIS, al-Qaeda, atau Partai Baath (partai politik milik mantan diktator Saddam Hussein).