Find Us On Social Media :

Diduga Penyandang Dana ISIS, Putri Saddam Hussein Kini Jadi Buronan Interpol

By Dewi Lusmawati, Kamis, 19 April 2018 | 15:50 WIB

Raghad Saddam Hussein

Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID- Tak banyak yang tahu bahwa mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein memiliki seorang putri tangguh.

Ia bernama Raghad Saddam Hussein.

Raghad merupakan anak dari Sajida Talfah dan Saddam Hussein.

Dilansir Grid.ID dari Wikipedia, pada tahun 1983, Raghad menikah dengan seorang pria bernama Hussein Kamel al-Majid.

(BACA: Krisis Film Anak, Mira Lesmana: Penontonnya Juga Perlu Diregenerasi)

Hussein Kamel adalah seorang pembelot Irak tingkat tinggi.

Hussein Kamel yang tak lain adalah menantu Saddam diduga berbagi informasi tentang senjata rahasia Irak pada dunia barat.

Ia diduga membocorkan informasi tersebut dengan organisasi mata-mata UNSCOM , CIA dan MI6.

Hal ini yang kemudian menjadi faktor penyebab tumbangnya kekuasaan Saddam di Irak.

(BACA: ISIS Rilis Video Pertempuran Saat Mereka Menyergap dan Menembaki Pasukan Amerika Hingga Tewas)

Atas hal itu, Hussein Kamel dinyatakan sebagai pengkhianat.

Saddam Hussein sendiri telah menyatakan dengan jelas bahwa dia mengampuni Kamel dan saudaranya.

Meski demikian, Kamel dan saudaranya akan kehilangan semua status, dan tidak akan menerima perlindungan apa pun. 

Ia dibunuh, bersama dengan saudara laki-lakinya.

(BACA: Inilah Daftar 5 Organisasi Pemberontak Paling Kaya di Dunia Menurut Forbes, ISIS Ada di Paling Bawah)

Dari pernikahannya dengan Hussein Kamel, Raghad memeiliki lima anak.

Tiga anak laki-laki Raghad bernama Ali, Saddam dan Wahej.

Sementara dua putri Raghad bernama Haris dan Banan.

Pada 2 Juli 2006, penasehat keamanan nasional Irak Muwaffaq al-Rubaie menyatakan bahwa Raghad dan ibunya Sajida Talfah diburu pemerintah.

(BACA: Ditemukan 7 Prasasti Kuno Berusia 2700 Tahun di Terowongan ISIS, Tepatnya di Bawah Makam Nabi Yunus)

Mereka dicari karena mendukung pemberontakan di Irak.

Sementara itu, perdana Menteri Yordania, Marouf al-Bakhit , membuat sebuah pernyataan mengejutkan.

Marouf al-Bakhit menyatakan bahwa Raghad berada di bawah perlindungan keluarga kerajaan Yordania.

Ia juga mengatakan bahwa keberadaan Raghad Saddam Hussein dan anak-anaknya di Yordania dimotivasi atas pertimbangan kemanusiaan.

(BACA: Ahli Nujum ini Berhasil Ramalkan Peristiwa 9/11, Hingga Kemunculan ISIS, Ini 11 Ramalan di Masa Depan!)

Keberadaan Raghad di Yordania diakui sebagai tamu keluarga kerajaan Hashemite (Raja Abdullah II ).

Raghad berada di bawah perlindungan keluarga kerajaan sebagai pencari suaka sesuai dengan tradisi Arab.

Pada 30 Desember 2006, Saddam Hussein dieksekusi di Irak.

Sebelum eksekusi, Raghad meminta mayat ayahnya untuk sementara dikubur di Yaman, sampai pasukan koalisi diusir dari Irak.

(BACA: Kapal Tanker Milik Iran Terbakar, Diperkirakan Api Akan Tetap Berkobar Selama Satu Bulan)

Dengan berjuluk 'Little Saddam', Raghad muncul sebagai penjaga warisan kekuasaan Saddam Hussein.

Raghad disebut sebagai penjaga kekusaan ayahnya.

Raghad disebut "Little Saddam," dan dia telah mendapatkan nama yang sesuai dengan sifatnya.

Setelah eksekusi ayahnya, Raghad terobsesi untuk melakukan pemberontakan melawan pemerintah Irak.

(BACA: Jasad Saddam Hussein Hilang dari Liang Lahat: Mengenang Reaksi Bush Paska Kematian Sang Diktator Belasan Tahun Silam)

Pada bulan Agustus 2007, agen polisi internasional Interpol mengumumkan bahwa mereka telah mengedarkan surat perintah penangkapan untuk Raghad.

Interpol menduga bahwa Raghad dan para pembantunya telah membantu Pemberontakan di Irak.

Diduga ketika hidup dalam kemewahan di Yordania, dengan kekayaan yang melimpah, Raghad mendukung Negara Islam Irak dan Levant.

Interpol menduga Raghad bertujuan untuk kembali merebut kekuasaan di Baghdad, ibu kota Irak.

(BACA: Rakyat Suriah Merana, Rupanya Negara Mereka Hanya Dijadikan Ajang Uji Coba Rudal Rudal Maut Amerika dan Sekutunya)

Sementara itu, saat dimintai tanggapan atas pencantuman namanya dalam daftar pencarian orang dicari Raghad mengeluarkan sebuah pernyataan.

Dikutip dari Al Arabiya, Raghad, telah bersumpah untuk menghadapi semua orang yang menghina dirinya.

Raghad berniat untuk menuntut mereka kembali.

Raghad mengungkapkan melalui telepon bahwa dia saat ini tidak berada di Yordania seperti yang diyakini sebelumnya oleh media.

(BACA: 7 Fakta di Balik Serangan Rudal Amerika Serikat Terhadap Suriah, Ternyata Setara dengan Biaya Pembangunan Jalan Tol di Indonesia)

Dinas keamanan Irak, pada Minggu (4/2/2018), mengumumkan daftar pencarian bagi 60 orang.

Orang-orang yang dicari dicurigai menjadi anggota ISIS, al-Qaeda, atau Partai Baath (partai politik milik mantan diktator Saddam Hussein).

Termasuk dalam daftar tersebut ada nama Raghad.

Mengenai daftar pencarian orang yang dikeluarkan dinas keamanan Irak, Raghad mengatakan bahwa ia mengetahui hal ini sejak 2006.

Dia mengutuk apa yang disebutnya sebagai penghinaan yang dideritanya sebagai ibu dari lima anak.

(BACA: Dianggap Sebagai Musuh Bebuyutan, Namun Apakah Amerika Serikat dan Rusia Pernah Terlibat Peperangan?)

Dikutip dari National Review, Raghad telah mengambil peran dalam politik.

Diduga, ia juga seorang penyandang dana bagi para pemberontak.

Tuduhan yang sama dihadapi ibunya, Sajida yang bermukim di Qatar.

Keduanya dicari oleh pemerintah Irak sebagai buronan.

(BACA: Rakyat Suriah Merana, Rupanya Negara Mereka Hanya Dijadikan Ajang Uji Coba Rudal Rudal Maut Amerika dan Sekutunya)

Pemerintah Irak meminta agar mereka diekstradisi.

Namun baik Yordania maupun Qatar tidak bisa membungkam keuda wanita tersebut.

Ketika Negara Islam yang juga dikenal sebagai ISIS atau ISIL, merebut petak wilayah pada tahun 2014, Raghad sangat gembira.

"Saya senang melihat semua kemenangan ini," katanya.

(BACA: Masa, Gadis Kecil Suriah: 'Alih-alih Menghirup Udara, Kami Menghirup Bau Darah')

Interpol mengeluarkan surat perintah penangkapannya, atas dasar menghasut terorisme di Irak.

Portal berita online Der Spiegel menjuluki Raghad sebagai 'Terrorpatin,' atau 'Teror Godmother'.(*)