Grid.ID - Lebih dari 160 negara di dunia saat ini tengah berjuang melawan wabah virus corona (COVID-19).
Banyak tenaga medis berjatuhan selama menangani pasien yang telah positif terkena virus corona.
Di tengah carut marut virus corona ini, ada satu negara yang masih belum mengakui bahwa negaranya terkena pendemi ini, negara tersebut adalah Korea Utara.
"Tidak ada satu pun pasien coronavirus yang baru muncul," kata Song In Bom, seorang pejabat dari Komite Kesehatan Darurat Korea Utara, seperti Grid.ID kutip dari laman Aljazeera.
Banyak pihak yang meragukan klaim dari rezim Kim Jong Un ini.
Sebelumnya, pemerintah Korea Utara memang tak memberikan izin kepada orang dari Tiongkok maupun orang dari negara lain masuk.
Bahkan, pemerintah Korut akan melakukan hukuman tegas bagi pelanggarnya.
Pakar medis dan para analis kesehatan pun skeptis terhadap klaim dari Korea Utara ini.
"Terlepas dari kenyataan bahwa Korea Utara menutup perbatasannya, atau menolak mengizinkan wisatawan Tiongkok atau asing masuk.
"Sangat mungkin bahwa beberapa warga Korea Utara sudah terinfeksi," kata Roh Kyoung-ho, seorang dokter Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Departemen Kesehatan Rumah Sakit Ilsan, Korea Selatan.
"Saya pikir tidak mungkin untuk mengukur kasus di sana, karena sistem medis Korea Utara tidak maju," tambahnya.
Seo Jae-pyoung, seorang aktivis yang berasal dari Korea Utara, dan saat ini mengepalai Asosiasi Defektor Korea Utara yang berbasis di Seoul, mengatakan bahwa ia telah mendengar laporan tentang virus corona di Korea Utara.
"Saya sudah berbicara langsung dengan orang-orang di Korea Utara, dan telah mendengar bahwa Korea Utara menyatakan keadaan darurat," kata Seo.
Baca Juga: Denada Akui Daya Tahan Tubuh Anak Melemah, Putuskan Isolasi Diri Cegah Virus Corona di SIngapura
"Saya mendengar bahwa kasus pertama di Korea Utara dikonfirmasi pada 27 Januari, dan bahwa Tentara Rakyat mengunci jalan dan kereta api di kota-kota provinsi, dan bahwa orang-orang bahkan tidak dapat berjalan di jalan-jalan umum," tambahnya.
Seo mengungkapkan bahwa di negaranya alat tes untuk menangani virus corona ini sangat terbatas.
Korea Utara sering mendasarkan diagnosisnya pada gejala pasien.
"Biasa, setiap hari orang Korea Utara tidak benar-benar tahu tentang virus ini.
Baca Juga: Virus Corona Makin Liar, Bisnis Haykal Kamil Alami Kerugian
"Di Korea Utara, mereka hanya melihatnya sebagai penyakit yang menakutkan," ucap Seo.
Sementara itu, para wartawan dan peneliti telah mendengar tentang wabah itu.
Robert Lauler, seorang mantan pekerja LSM dan editor bahasa Inggris di Daily NK, sebuah publikasi online yang memiliki kontak di Korea Utara, mengatakan bahwa sumbernya telah melaporkan 82 orang dalam karantina, dan 23 orang tewas akibat virus corona di negara tersebut.
"Informasi itu dari beberapa minggu yang lalu," kata Lauler.
"Minggu lalu, kami juga memuat berita tentang laporan militer yang menyatakan bahwa sekitar hampir 200 tentara telah meninggal karena gejala yang tampak sebagai coronavirus.
Baca Juga: Berikut Deretan Artis, Aktor Hollywood, dan Atlet yang Terinfeksi Virus Corona
"Tetapi dalam semua kasus ini, jumlah yang kami keluarkan belum tentu 100 persen dari coronavirus. sumber kami telah menyarankan bahwa telah terjadi wabah dan bahwa orang sedang sekarat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Seo Jae-pyoung mengungkapkan jika peralatan medis di Korea Utara jauh dari kata memadai.
"Di luar Pyongyang dan Hamhung, saya peraya hampir tidak ada lembaga medis di mana orang bisa dapat dengan mudah mendapatkan perawatan.
"Sebagian besar kota tidak memiliki ambulans atau transportasi untuk pasien, dan banyak orang yang harus melakukan karantina di rumah," papar Seo.
(*)