Tembang Jawa yang terpanjang adalah Dhandhanggula memiliki 10 baris.
Gambuh sejatinya bukan tembang Jawa yang bernuansakan horor sama sekali.
Di filosofi Jawa, tembang Gambuh menggambarkan perjalanan hidup seseorang yang akhirnya telah bertemu dengan pasangan hidup atau jodohnya.
Keduanya kemudian bertemu untuk menyambung ikatan yang lebih sakral, yaitu pernikahan.
Karakter tembang Gambuh sendiri sebenarnya menggambarkan rasa syukur dan persahabatan.
Gambuh juga sering digunakan untuk menyampaikan nasihat-nasihat dalam kehidupan.
Tembang Gambuh yang dinyanyikan oleh Nafa Urbach di Film Kembang Kanthil adalah jenis Gambuh yang paling sering ditemui terutama di literatur acuan bahasa Jawa.
"Sekar gambuh ping catur/Kang cinatur polah kang kalantur/Tanpa tutur katula-tula katali/Kadalu warsa katutuh/Katutuh pan dadi awon," itulah Lirik yang dinyanyikannya.
Judulnya adalah Serat Wulangreh karya Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng (SISK) Susuhunan Pakubuwono IV yang merupakan raja Kasunanan Surakarta.