Find Us On Social Media :

Nafa Urbach Nyanyi Lagu Jawa di FIlm Kembang Kantil, Ini Faktanya

By Andika Thaselia, Kamis, 19 April 2018 | 18:17 WIB
 
 
 
Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
 
Grid.ID - 'Kembang Kantil' mulai menebar sensasi horor mulai hari ini, Kamis (19/4/2018) di beragam bioskop kesayanganmu.
 
Artis peran dan penyanyi Nafa Urbach adalah salah satu pemeran dalam film Indonesia yang berjudul Kembang Kantil.
 
Film ini mengisahkan gadis kecil misterius bernama Tania (diperankan oleh Richelle Gerogette Skonicki) yang membuat penasaran Alisa (diperankan oleh Irish Bella) karena tingkah anehnya.
 
Salah satu tingkahnya yang aneh adalah Tania gemar makan bunga kantil di kamarnya, dan akhirnya mulai muncul teror-teror gaib yang dialami Alisa.
 
Film produksi MD Pictures dan Dee Company ini turut dibintangi oleh Nafa Urbach, Sarwendah, Kevin Kambey, Dormasn Borisman, dan Fadika Royandi.
 
 
Saat menengok trailernya yang dirilis 19 Maret 2018 lalu di kanal YouTube MD Pictures, ada dua hal menonjol yang jadi kunci mistisnya film ini.
 
Pertama, sosok bunga kantil yang diusung jadi judul film besutan sutradara Ubay Fox ini.
 
Kedua adalah adegan saat Nafa Urbach menyanyikan sebuah tembang Jawa bertajuk Gambuh.
 
Nafa Urbach bahkan mengaku sempat merasa ngeri saat melantunkan tembang ini sambil makan bunga kantil, seperti yang diwartakan oleh Kompas.com (20/3/2018)
 
Dari beragam film horor di Indonesia, tembang Jawa memang sering dijadikan bumbu untuk menambah kesan horor dalam film. 
 
 
 
Banyak film horor yang menggunakan tembang jawa untuk memberikan kesan horor.
 
Salah satunya adalah film Kuntilanak (2006) yang menampilkan tembang Jawa Durma berjudul Lingsir Wengi.
 
Tembang-tembang Jawa kerap digunakan sebagai 'pemanis' dalam film horor karena punya komposisi nada pentatonis yang terkesan kuno dan sakral.
 
Nada musiknya bikan nada yang biasa digunakan pada lagu-lagu Indonesia.
 
Lalu, apa itu sebenarnya tembang Gambuh yang dinyanyikan oleh Nafa Urbach?
 
 
Gambuh adalah salah satu dari 11 tembang Jawa Macapat utama yang dikenal sebagai Sekar Madya.
 
Selain Gambuh dan Durma, ada pula tembang Pocung, Maskumambang, Megatruh, Mijil, Kinanthi, Asmaradana, Pangkur, Sinom, dan Dhandhanggula.
 
Sejatinya, urutan tembang Jawa merepresentasikan siklus hidup manusia dari lahir (Mijil) sampai meninggal (Pocung).
 
Tiap-tiap tembang Jawa Macapat memiliki pakem tersendiri dari huruf vokal terakhir sampai jumlah suku kata.
 
Untuk Gambuh, pakemnya adalah 7u, 10u, 12i, 8u, dan 8a.
 
Gambuh adalah salah satu tembang Jawa Macapat tersingkat karena hanya terdiri dari 5 baris.
 
 
 
Tembang Jawa yang terpanjang adalah Dhandhanggula memiliki 10 baris.
 
Gambuh sejatinya bukan tembang Jawa yang bernuansakan horor sama sekali.
 
Di filosofi Jawa, tembang Gambuh menggambarkan perjalanan hidup seseorang yang akhirnya telah bertemu dengan pasangan hidup atau jodohnya.
 
Keduanya kemudian bertemu untuk menyambung ikatan yang lebih sakral, yaitu pernikahan.
 
Karakter tembang Gambuh sendiri sebenarnya menggambarkan rasa syukur dan persahabatan.
 
Gambuh juga sering digunakan untuk menyampaikan nasihat-nasihat dalam kehidupan.
 
 
Tembang Gambuh yang dinyanyikan oleh Nafa Urbach di Film Kembang Kanthil adalah jenis Gambuh yang paling sering ditemui terutama di literatur acuan bahasa Jawa.
 
"Sekar gambuh ping catur/Kang cinatur polah kang kalantur/Tanpa tutur katula-tula katali/Kadalu warsa katutuh/Katutuh pan dadi awon," itulah Lirik yang dinyanyikannya.
 
Judulnya adalah Serat Wulangreh karya Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng (SISK) Susuhunan Pakubuwono IV yang merupakan raja Kasunanan Surakarta.
 
 
Gambuh Serat Wulangreh menceritakan tentang anjuran untuk meninggalkan perbuatan tercela.
 
Apabila perbuatan buruk senantiasa dipelihara, efeknya juga akan tidak baik untuk seseorang.
 
Jadi, sebenarnya tembang Gambuh ini tidak ada sensasi horornya sama sekali.
 
Gambuh Serat Wulangreh justru mengajarkan kebaikan bagi kita sebagai seorang manusia.
 
Penasaran?
 
Dengarkan tembang Gambuh di trailer film Kembang Kantil berikut ini. (*)