Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Uday Saddam Hussein al-Tikriti adalah putra tertua Saddam Hussein dengan istri pertamanya, Sajida Talfah.
Uday lulus dari sekolah menengah dengan nilai yang sangat tinggi.
Ia memulai hari universitasnya di Perguruan Tinggi Kedokteran Baghdad University.
Tapi pria kelahiran 18 Juni 1964 ini bertahan di Fakultas Kedokteran hanya selama tiga hari.
(BACA: Diduga Penyandang Dana ISIS, Putri Saddam Hussein Kini Jadi Buronan Interpol)
Setelah itu dia pindah ke College of Engineering sekitar satu kilometer jauhnya dari kampus pertama.
Uday memperoleh gelar di bidang teknik dan lulus summa cum laude dari Baghdad University.
Namun, beberapa profesornya kemudian mengakui bahwa Uday nyaris tidak berhasil mendapatkan nilai lulus di banyak kelasnya.
Uday diberikan kehormatan mengucapkan pidato perpisahan semata-mata karena dia adalah putra Saddam Husein.
Meskipun statusnya sebagai putra sulung menjadikannya sebagai calon penerus sang ayah, tapi Uday tidak disukai oleh Saddam Husein.
Dikutip Grid.ID dari Wikipedia, pada bulan Oktober 1988, di sebuah pesta untuk menghormati Suzanne Mubarak , istri Presiden Mesir Hosni Mubarak, Uday membunuh Kamel Hana Gegeo.
Kamel Hana Gegeo adalah valet pribadi dan pencicip makanan ayahnya.
Menurut situs Jalopnik, koleksi mobil besar Uday dibakar oleh Saddam, setelah insiden pembunuhan itu.
(BACA: ISIS Rilis Video Pertempuran Saat Mereka Menyergap dan Menembaki Pasukan Amerika Hingga Tewas)
Sebagai hukuman atas pembunuhan tersebut, Saddam dengan singkat memenjarakan putranya.
Saddam bahkan menjatuhkan hukuman mati kepada Uday.
Tapi, Uday hanya menjalani waktu selama tiga bulan di penjara di area pribadi.
Pembebasan Uday akibat adanya campur tangan pribadi dari Raja Hussein dari Yordania.
(BACA: Inilah Daftar 5 Organisasi Pemberontak Paling Kaya di Dunia Menurut Forbes, ISIS Ada di Paling Bawah)
Saddam membebaskan Uday, membuangnya ke Swiss sebagai asisten duta besar Irak di sana.
Uday diusir oleh pemerintah Swiss pada 1990.
Ia diusir setelah berulang kali ditangkap karena terlibat perkelahian.
Uday memiliki kepribadian yang keras kepala, flamboyan, dan kadang-kadang tidak menentu.
Seperti dilansir Grid.ID dari sebuah video yang diunggah akun twitter @ArkanSumer pada 8 April 2018.
Dalam video berdurasi satu menit lebih satu detik tersebut terlihat aksi gila Uday dalam sebuah pesta.
Meski tidak disebutkan kapan video tersebut direkam, namun seorang pria diduga Uday terlihat menembakkan sebuah senjata api.
Uniknya, senjata api tersebut digunakan di dalam ruangan di tengah pesta.
(BACA: Ditemukan 7 Prasasti Kuno Berusia 2700 Tahun di Terowongan ISIS, Tepatnya di Bawah Makam Nabi Yunus)
Dimana ada banyak orang terlihat menikmati suasana.
Dengan santai dan seolah tak terjadi apa-apa, Uday terlihat asyik dengan aksi sadistisnya.
Uday dikenal bersikap kejam dengan lawan-lawannya dan orang-orang yang dianggapnya sebagai ancaman.
Uday mungkin adalah figur yang paling dibenci di Irak.
(BACA: Pernyataan Fredrich Pengacara Setnov Bikin Densus 88 Makin Kelimpungan, Pembuat Meme Bisa Jadi ISIS?)
Uday tumbuh dengan mengidolakan ayahnya.
Meskipun dia kemudian menjadi marah dengan ayahnya yang punya banyak istri.
Uday sangat dekat dengan ibunya Sajida Talfah.
Kurangnya ikatan dengan Saddam Husein di masa kanak-kanak, dan pengasuhan Sajida membentuk karakter Uday.
(BACA: Mengaku Sebagai Anggota ISIS Di Media Sosial, Pria Ini Diciduk Polisi! Ternyata Ia…)
Bersama Qusay, adiknya, ia terlibat dalam pembunuhan dua adik ipar laki-lakinya.
Uday dan Qusay terlibat pembunuhan Hussein Kamel al-Majid dan Saddam Kamel al-Majid pada tahun 1996.
Kedua orang itu dibunuh setelah mereka kembali ke Irak.
Keduanya dituduh sebagai pembelot dan dianggap penghianat negara karena menyebarkan informasi senjata rahasia ke dunia barat.
Setelah kejatuhan ayahnya melalui invasi Amerika Serikat, Uday dan adiknya Qusay mengalami masa-masa sulit.
Saddam Husein, Uday dan Qusay terpaksa harus bersembunyi.
Dikutip dari History.com, keduanya tewas setelah baku tembak tiga jam dengan pasukan AS di kota Mosul, Irak utara.
Mereka tewas pada bulan Juli 2003.
(BACA: Jadi Pabrik Anak, Ini Pengakuan Mantan Simpatisan ISIS yang Kembali ke Indonesia, Sadis)
Sekitar lima bulan kemudian, tepatnya pada 13 Desember 2003, Saddam Husein ditemukan dan ditangkap hidup-hidup oleh pasukan Amerika.
Saddam Husein diadili pada Oktober 2005 di pengadilan khusus untuk berbagai kejahatan selama pemerintahannya.
Pada 5 November 2006, Saddam Husein dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan dijatuhi hukuman mati dengan digantung.
Setelah upaya banding gagal, Saddam Hussein dieksekusi pada 30 Desember 2006.(*)