Find Us On Social Media :

Dokter Bambang Sutrisna Meninggal Usai Rawat Pasien Corona, Sang Putri Marah dan Peringatkan Masyarakat Indonesia: Lelucon Bagi Kalian, Air Mata Bagi Keluarga Kami!

By Widy Hastuti Chasanah, Selasa, 24 Maret 2020 | 18:09 WIB

Dokter Bambang Sutrisna dan ayahnya

Laporan Wartawan Grid.ID, Widy Hastuti Chasanah

Grid.ID – Virus corona yang semakin mewabah di Indonesia kembali memakan korban di kalangan tim medis. Perjuangan tim medis yang menjadi garda terdepan untuk memberantas virus corona tak bisa dianggap remeh. Pasalnya mereka rela berkoban tenaga, waktu, pikiran hingga nyawa mereka sendiri.

Baca Juga: Pemkot Jakpus Tanggung Makan Siang dan Malam PDP Corona yang Isolasi Mandiri  Hal itu pula yang terjadi oleh seorang tim medis bernama Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc.

Dikutip dari Kompas, sang dokter telah berpulang pada (23/03/2020) di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.

Usai berita itu muncul, anak perempuan sang dokter dalam akun Instagram @nonznonz menceritakan kisah pilu ayahnya. Dalam Instagram Stories yang dibagikannya, ia memohon kepada masyarakat untuk tak meremehkan aturan pemerintah yang meminta masyarakat untuk di rumah saja.

"Hari ini makna #DiRumahAja yang sebagian dari kalian abaikan dan jadikan lelucon menjadi air mata bagi keluarga kami," tulis perempuan bernama Leonita Triwachyuni A s, MD. tersebut. Dalam Instagram Storiesnya tersebut, ia juga menceritakan kronologi meninggalnya sang ayah. Dalam ceritanya, ia mengungkapkan bahwa sang ayah sempat merawat pasien suspect covid-19 dengan rontgen paru-paru yang sudah memutih.

Baca Juga: Dulu Kepergok Tak Bisa Kupas Salak hingga Goreng Telur, Nia Ramadhani Kini Unjuk Kebolehan Main Piano Saat Ditinggal Ardi Bakrie dan Diisolasi di Istana Mewahnya Hingga akhirnya dokter yang mengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tersebut dinyatakan meninggal dunia.

"Ya memang, ayah saya bisa dibilang bandel. Disuruh jangan praktek bilangnya kasian orang dari jauh. Ternyata pasien yang dibilang kasian itu adalah suspek COVID-19 dengan rontgen paru-paru udah putih semua. Pasien tersebut yang pulang paksa dari RS Bintaro dari ini dan itu. Lalu apa efeknya?

Baca Juga: Hidup Bergelimang Harta Setelah Dipersunting Pengusaha Film Asal India, Bunga Zainal Pilih Rayakan Ulang Tahun dengan Sederhana di Tengah Keprihatinan Virus Corona! Ayah saya demam, sesak. Fyi, ayah saya adalah orang yang nggak pernah ngeluh. Patah kaki aja masih jalan, batuk-batuk masih ngajar dari rumah. Jadi ketika mengeluh sesak, itu nggak main-main. Dibawa ke RS, sesak nggak membaik. Saturasi terus turun, RJP, intubasi, dan meninggal," tulis akun @nonznonz tersebut.

Baca Juga: Isolasi Diri di Rumah Mewahnya yang Senilai Rp 50 Miliar, Keluarga Anang Hermansyah Dikritik Netizen Saat Salat Berjamaah: Kok Salatnya di Ruang TV? Leonita pun menegaskan kepada masyarakat untuk tidak melanggar aturan dari pemerintah. "Saya tulis ini cuma mau minta tolong, please untuk yang punya pilihan, jangan bandel, #DiRumahAja dan yang udah di RS jangan bandel sampai pulang paksa," tulis pemilik akun @nonznonz dalam tangkapan layar pertama. Namun, Leonita mengaku marah, terhadap orang-orang yang egois karena tidak mau berdiam diri di rumah di tengah virus corona.

Baca Juga: Bantu Henky Solaiman Mencari Donor Darah Lewat Media Sosial, Tissa Biani: Aku Sebagai Publik Figur Gunanya untuk Menginfluence Orang Bahkan, ia sampai berkorban untuk tidak bertemu dengan keluarganya selama 2 minggu karena takut menularkan virus corona kepada anggota keluarganya. "Marah?? Jelas saya marah karena ada orang-orang egois macam kalian yang nggak mau nurut dan bawa penyakit buat keluarga kita. Jujur saya 2 minggu ini bahkan nggak pulang, takut ketemu orang tua. Kenapa? Karena saya kerja di RS dan saya paham betul di rumah saya ada dua orang berusia di atas 60 tahun yang harus dilindungi," tulis Leonita.

Baca Juga: Hampir Satu Minggu #DiRumahAja, Ari Lasso Bagikan Resep Favorit untuk Badan Tetep Fit, Apa nih? Saya nggak punya pilihan untuk #DiRumahAja karena saya masih jaga. Saya nggak dapet jatah swab dari RS karena terbatas. Ya saya telan aja sendiri semuanya," jelas Leonita. Meski begitu, ia meminta kepada masyarakat agar kematian ayahnya dapat dijadikan pelajaran, dan tidak menganggap virus corona sebagai sebuah pandemi yang tidak serius. (*)