Berdasar tes nukleus acid, diketahui pria tersebut terinfeksi hantavirus.
Setelah kabar pria dari China meninggal karena hantavirus tersebar luas, muncul pesan teks di luar negeri yang menghubung-hubungkan penyakit ini dengan Covid-19.
Pesan teks itu memperingatkan bahwa dunia berada dalam bahaya oleh penyakit hantavirus dan Covid-19 yang mewabah saat ini.
Berikut bunyi salah satu teks yang beredar di luar negeri seperti dikutip The Independent, Rabu (25/3/2020).
"Ketika seluruh dunia masih menderita karena Covid-19, muncul virus lain. Virus hanta telah terdeteksi di China, disebabkan oleh hewan pengerat. Satu sudah meninggal dan beberapa dinyatakan positif," bunyi pesan itu. Isi pesan itu dinilai berlebihan.
Hantavirus memang merujuk pada keluarga virus berbahaya yang disebarkan oleh hewan pengerat. Namun, hantavirus tidak sebanding dengan virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Hantavirus juga bukan jenis penyakit baru. Infeksi hantavirus telah dikenal selama beberapa dekade dan berpotensi aktif lebih lama, tidak mudah berpindah antar manusia.
Sebaliknya, orang yang terinfeksi hantavirus umumnya disebabkan karena dia telah terpapar cairan tubuh tikus seperti memegang urin, air liur, atau kotoran tikus yang mengandung hantavirus.
Hantavirus ditularkan melalui udara. Hal ini terjadi ketika partikel virus dari urin, kotoran, dan air liur hewan bergerak di udara dan menginfeksi manusia.
Kendati sekitar 15-30 persen orang yang terinfeksi hantavirus meninggal, dunia jauh lebih siap menghadapinya karena kita sudah memiliki vaksin untuk melawan hantavirus.
Pesan hoaks yang beredar terkait hantavirus di tengah wabah corona justru menimbulkan lebih banyak kekhawatiran dan cenderung menyebabkan kecemasan.
Terutama karena orang-orang saat ini sudah khawatir tentang pandemi Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lain dengan Covid-19, Pria Asal China Meninggal karena Hantavirus"
(*)