Kata Nurul itu untuk menghambat penyebaran virus dan kuman.
Tapi, ruangan itu membuatnya berkeringat dan panas sehingga ia pun risih dengan perlengkapan yang dipakainya.
Cuma ya, hanya itu yang bisa melindungi Nurul dari penyebaran virus.
“Untungnya, pasien saya kondisinya terlihat sehat. Dia juga tenang selama dirawat. Jadi, saya merasa tidak terlalu berat dengan tugas saya ini. Cuma, ya itu, rasa takut akan tertular terus menghantui saya setiap hari, walaupun saya sudah memakai alat perlindungan diri dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.
Maka dari itu, di waktu istirahatnya, ia sering mencurahkan hatinya merawat pasien covid-19 di rumah sakit.
Karena ia merasa bersemangat kembali saat melihat ribuan dukungan yang diterimanya lewat media sosial.
Ia mengisahkan dukungan terus datang padanya, usai Presiden RI, Jokowi memberikan apresiasi terhadap perawat di Hari Perawat Nasional 2020 pada 17 Maret lalu.
“Saya menangis membaca cuitan itu, rasanya seperti mendapatkan penyemangat mood yang luar biasa selama saya bekerja menjadi perawat. Ini merupakan hal besar bagi saya terutama saat kondisi seperti ini,” jelasnya dengan suara tangis.
Menurutnya yang diperlukan sekarang bukan harta dan benda, melainkan dukungan mental untuk tetap semangat melewati hari demi hari di ruangan isolasi yang panas itu.
“Karena cuma ini yang bisa membangun mental saya dan teman-teman petugas kesehatan lainnya. Saya hanya bisa menguatkan petugas garda terdepan corona untuk tetap semangat dan selalu jaga kesehatan,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Nova.ID dengan judul, EKSKLUSIF: Perawat Pasien Corona di Kepulauan Riau Akhirnya Curahkan Hatinya: Ruangan Isolasi Panas
(*)