Melihat kendaraan sederhana milik keluarga Presiden, Kristin pun menuai pelajaran baru dari sosok Eyang Noto.
Mobil yang sederhana itu mengangkut penuh penumpang. Kristin, Eyang Noto, dan penumpang lainnya duduk berdesakkan.
Kristin pun memberanikan diri untuk bertanya, “Di dalam mobil itu penuh ya. Saya bertanya, bu kok mobilnya kayak gini? kita berdesakan.”
Jawaban Eyang Noto pun menggambarkan betapa sederhana dirinya.
“Beliau menjawab, ‘mba untuk apa punya mobil 10? apa iya kalau mau pergi 10-10nya dipakai’,” cerita Kristin mengutip kalimat Sujiatmi Notomiharjo.
“Almarhumah mengajarkan pada kita bahwa kepemilikan barang itu lebih pada fungsinya lebih pada manfaatnya bukan gengsi atau prestasi.”
“Itu yang membekas dalam diri kita penulis yang mengerjakan.”
“Bagi almarhumah barang itu lebih pada fungsinya, ‘Yang penting tidak mogok mba’,”
(*)