Meskipun telah divonis mengidap kanker sejak empat tahun terakhir, diakui Gibran, sang nenek tak pernah menunjukkan rasa sakit yang dideritanya.
"Empat tahun Eyang Noto gerah (sakit), tapi tak pernah menunjukkan rasa sakitnya kepada anak-cucunya," jelas Gibran lewat caption.
Bahkan di saat kondisinya berjuang melawan kanker, sang nenek masih menyempatkan diri untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial.
"Beliau masih berusaha mendatangi pengajian, dan kegiatan-kegiatan lain, bahkan kadang naik becak sendirian, atau meminta diantar sopir," ujarnya.
"Eyang Noto tidak pernah mau membebani anak-cucunya untuk beragam aktifitas beliau," tambahnya.
Selain kehilangan naselihat dari sang nenek, putra sulung Jokowi mengaku kehilangan doa-doa yang selalu dipanjatkan sang eyang.
"Puasa dan shalat tahajudnya tak pernah putus, untuk mendoakan kami semua anak-cucunya, agar menjadi orang yang berguna untuk orang banyak," jelasnya.
Atas berpulangnya sang nenek Sudjiatmi Notomiharjo, Gibran dan keluarga meminta doa dan memohonkan ampun atas kesalahan yang pernah diperbuat.
"Kami sangat kehilangan atas kepergian beliau," ujarnya.