Find Us On Social Media :

Luncurkan Kampanye #SayaPejalanBijak Sebagai Tanda 15 Tahun Perjalanan Menginspirasi Indonesia, National Geographic Ajak para Penjelajah Peduli Lingkungan dan Kehidupan!

By None, Sabtu, 28 Maret 2020 | 11:34 WIB

Peluncuran #SayaPejalanBijak yang menandai perayaan 15 Tahun National Geographic Indonesia, 28 Maret 2020.

Kampanye ini menjadi kesempatan kita untuk meningkatkan kesadaran global tentang bagaimana perjalanan yang bertanggung jawab. #SayaPejalanBijak memberikan pemikiran baru bagaimana perjalanan dapat berperan sebagai agen perubahan yang lebih baik. Inilah roh perjalanan ala bingkai kuning.

Setiap pejalan memiliki kewajiban moral, sejak dia meninggalkan rumah.

Berbagi ruang bersama penumpang lain atau memberi tempat duduk bagi penumpang prioritas merupakan bagian dari kewajiban moral seorang pejalan.

Saat sampai di tempat tujuan, keingintahuan pun hendaknya tak berseberangan dengan konsep pelestarian.

Hindari memotret subjek tanpa bertanya lebih dulu, utamanya memotret warga setempat serta tempat yang dianggap suci.

Baca Juga: Gelimang Hartanya Capai Rp 200 Miliar, Ayu Ting Ting Malah Tuai Nyinyiran Netizen Saat Pamer Kondisi Dapur dan Penampakan Wajan di Rumah: SOP Kebersihannya dong, Biar Higienis!

“Bagi para pejalan, kami juga menyerukan imbauan moral untuk mengurangi dampak buruk terhadap planet ini, dukunglah perekonomian setempat, dan lindungilah kehidupan liar,” ujar Didi.

“Harapannya, destinasi yang kita kunjungi akan lebih baik lagi keadaannya saat kita kembali ke rumah.”

Frans dan Yoakim mandi dengan bersuka cita di ceruk sungai yang menyisakan air jernih seusai banjir.

Kampanye #SayaPejalanBijak bertumpu pada tiga pilar perjalanan lestari.

Pertama, menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang.

Kedua, melindungi warisan budaya dan alam, memulihkan bangunan bersejarah atau menyelamatkan spesies yang terancam punah. Ketiga, memberikan manfaat sosial-ekonomi setempat, menegakkan hak-hak masyarakat adat, dan mendukung bentuk pendapatan yang adil.

Rasa perjalanan tergantung pada roh perjalanan itu sendiri. Awalnya, kita akan kehilangan jati diri kita dalam perjalanan.

Namun, kita akan menemukan diri kita kembali saat pulang. Kami meyakini perjalanan mampu mendefinisikan kehidupan dengan lebih baik, seperti perjalanan nenek moyang kita saat keluar dari Afrika.

Baca Juga: Beli Apartemen Mewah di Hawaii, Song Joong Ki Gelontorkan Uang Rp 45 Miliar

Terima kasih atas dukungan dari pembaca dan mitra untuk misi menginspirasi semua orang untuk lebih peduli pada nasib Planet ini.

Mulailah dengan perilaku yang memberi dampak perubahan untuk Bumi yang lebih baik. Mari berkelana, beretika, dan berbagi cerita.

Mengapa para pejalan harus bercerita? Kahlil Gibran meriwayatkan kepada kita, “Kebutuhan manusia setelah makan dan minum adalah mendengarkan cerita.”

Tetaplah menjelajah!

Artikel ini telah tayang di National Geographic dengan judul, Peluncuran #SayaPejalanBijak, Penanda 15 Tahun Perjalanan National Geographic Menginspirasi Indonesia

(*)