Find Us On Social Media :

Terobosan Baru Deteksi Kanker Lebih Dini Menggunakan Alat Berbentuk Tahi Lalat

By Maria Andriana Oky, Sabtu, 21 April 2018 | 20:39 WIB

Terobosan Baru Deteksi Kanker Lebih Dini Menggunakan Alat Berbentuk Tahi Lalat

Laporan Wartawan Grid.ID, Andriana Oky

Grid.ID-Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan yang paling banyak menyerang kaum wanita.

Di Indonesia tidak sedikit wanita yang berjuang melawan kanker.

Namun kanker tidak hanya menyerang kaum wanita saja, tapi juga kaum pria dan juga anak-anak.

(BACA JUGA: Hadiri Resepsi Pernikahan Syahnaz dan Jeje, Medina Zein Tampil Menawan Banget!)

Melansir dari laman Boldsky, Grid.ID mengungkapkan bahwa ada terobosan baru untuk bisa mendeteksi kanker lebih awal.

Terobosan itu berupa tahi lalat buatan sebagai peringatan dini yang diciptakan oleh para peneliti yang bekerja sama dengan Martin Fussenegger.

(BACA JUGA: Berkat Video Nyanyi di Youtube, Seorang Pria Ditemukan Kembali Setelah 40 Tahun Menghilang)

Martin Fussenegger adalah seorang profesor di Departemen Ilmu dan Teknik dan Biosistem di ETH Zurich di Basel.

Tahi lalat buatan ini dapat mendeteksi empat jenis kanker umum seperti kanker prostat, kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker usus.

Sistem kerja dari alat yang berbentuk tahi lalat buatan ini ditanam dalam di bawah kulit untuk memantau kadar kalsium dalam darah.

(BACA JUGA: Pengen Tampil Kece Saat Rayakan Ulang Tahun? Tiru Gaya Makeup ala Maisie Williams nih!)

Jika tingkat kalsium dalam darah meningkat, maka tahi lalat itu akan memberikan sinyal  dengan berubah warna menjadi coklat.

Tahi lalat ini muncul di permukaan kulit dan bisa dilihat dengan mata telanjang atau tanpa alat bantu.

Peningkatan kadar kalsium dalam darah mengindikasikan adanya jaringan tumor yang berkembang.

Tahi lalat ini akan muncul jauh lebih dulu sebelum kanker terdeteksi.

(BACA JUGA: Orang Tua Berbeda Kewarganegaraan, Yuki Kato Akhirnya Pilih Jadi WNI)

Seorang yang menggunakan alat ini dan mengalami perubahan warna pada tahi lalat, harus menemui dokter untuk melakukan evaluasi lebih lanjut. (*)