Laporan Wartawan Grid.ID, SIlmi Nur A.
Grid.ID - Di tengah merebaknya pandemi corona, banyak penelitian dilakukan guna menanggulangi covid-19.
Banyak ahli dari bidang ilmu pengetahuan bekerja sama untuk menanggulangi virus ini.
Para ilmuwan ini tak berhenti bekerja keras untuk menanggulangi pandemi asal China ini.
Mencoba menciptakan vaksin dan obat jelas dilakukan dalam penelitian.
Namun, ada juga ilmuwan-ilmuwan yang berusaha menciptakan alat-alat untuk mencegah penularan virus corona.
Salah satunya yakni seorang astrofisikawan di Australia ini.
Melansir Foxnews, Selasa (31/3/2020), ilmuwan bernama Daniel Reardon berusaha menciptakan alat yang digunakan agar orang-orang berhenti menyentuh wajah mereka.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi infeksi virus corona karena kegemaran orang-orang menyentuh wajah mereka.
Namun, rupanya Daniel Readon harus segera dilarikan ke rumah sakit saat mencoba penemuannya.
Sebuah magnet yang merupakan partikel dari penemuannya, tersangkut di dalam hidungnya.
Daniel Reardon adalah astrofisikawan dan peneliti berusia 27 tahun di Universitas Melbourne.
Ia mempelajari pulsar dan gelombang gravitasi.
Baca Juga: Nycta Gina Ikut Rasakan Perjuangan Tenaga Medis dalam Tangani Virus Corona
Dia dan rekannya sedang bekerja untuk membuat kalung yang membunyikan alarm ketika seseorang mencoba menyentuh wajah mereka.
Mereka mulai dengan mengenakan magnet di pergelangan tangan mereka, tetapi kemudian Daniel Reardon mencoba memasukkan magnet ke hidungnya.
Sebuah magnet di masing-masing sisi rupanya tertarik bersama.
Hal ini membuat dua magnet itu tersangkut di hidungnya.
Daniel Reardon mengatakan dia mencari solusi di Google, dan setelah membaca sebuah artikel tentang seorang anak berusia 11 tahun yang mengalami nasib sama, dia mencoba menggunakan magnet lain untuk menariknya.
Magnet-magnet itu malah lepas begitu ia kehilangan cengkeramannya.
"Ketika saya menarik ke bawah untuk mencoba dan melepaskan magnet, mereka saling menempel dan saya kehilangan pegangan," katanya.
“Dan kedua magnet itu berakhir di lubang hidung sebelah kiri saya, sementara yang lainnya ada di sebelah kanan saya. Pada titik ini, saya kehabisan magnet," ungkapnya.
Setelah kehabisan magnet, Reardon mencoba menggunakan tang logam untuk menariknya keluar.
Tetapi hal itu tampaknya gagal.
Mitra penelitiannya akhirnya membawanya ke rumah sakit, di mana staf medis menerapkan semprotan anestesi dan secara manual melepas magnet dari hidungnya.
"Rekan penelitian saya membawa saya ke rumah sakit tempat dia bekerja karena dia ingin semua rekan kerjanya menertawakan saya."
"Para dokter berpikir itu sangat lucu, mereka bilang, 'Ini adalah cedera karena isolasi diri dan kebosanan'," ungkapnya. (*)