Social distancing mengacu pada penciptaan ruang fisik antara satu dengan yang lain dan menghindari pertemuan besar.
Menurut Aldrich, penjelasan itu menyesatkan dan penggunaannya yang luas dapat menjadi kontraproduktif.
Dengan makna seperti di atas, lebih tepat digunakan istilah physical distancing.
Lebih lanjut, Aldrich mengatakan bahwa upaya yang dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona harus mendorong penguatan ikatan sosial dengan tetap menjaga jarak fisik.
Dia mendengar orang-orang berhenti menghadiri acara yang dihadiri banyak orang, tetapi tidak menjaga koneksi sosial mereka dengan teknologi.
Aldrich juga prihatin terhadap para lansia yang tidak dapat menggunakan teknologi untuk mempertahankan ikatan sosial.
Padahal, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komunitas yang bertahan dan dapat bangkit setelah bencana adalah mereka yang memiliki jejaring sosial kuat.
Sementara itu, Profesor Emeritus Perencanaan Kota dan Daerah di University of Illinois Robert Olshansky melihat paradoks dalam istilah social distancing.
"Paradoksnya adalah bahwa kita menjadi sangat kolaboratif dan sosial dengan saling setuju untuk tinggal sejauh enam kaki dari satu sama lain," katanya.
Olshansky, yang mempelajari bagaimana masyarakat pulih setelah bencana, berpendapat dalam istilah social distancing sangat jelas bahwa itu persoalan fisik bukan sosial.