Kemudian ditumbuk hingga menjadi bubuk dan siap direbus.
Air rebusan itu diminum sebagai pengganti air minum setiap hari.
Mengenai kepastian bahwa bajakah bisa menyembuhkan kanker, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof Dr dr Aru Sudoyo, menyampaikan agar masyarakat untuk tidak berharap terlalu berlebihan.
"Masyarakat tidak perlu terlalu berharap tinggi dengan hasil uji coba awal begitu. Ingat, tidak ada obat yang ajaib," ujarnya ketika dihubungi oleh Kompas.com via telepon, seperti yang dikutip oleh Grid.ID pada Selasa (13/8/2019).
Butuh proses lebih lanjut untuk memastikan secara benar manfaat tanaman bajakah pada pengobatan kanker di manusia.
"Karena uji coba awal dengan tikus itu berbeda dengan uji coba kepada manusia.
Seringkali penelitian itu berhasil digunakan pada tikus, tetapi ketika (diuji coba) pada manusia hasilnya nihil. Dan itu banyak terjadi," kata Aru.
"Saya tidak menampik, ada kemungkinan memang bisa tumbuhan itu (Bajakah) digunakan untuk obat kanker.
Tapi banyak fase yang harus dilalui, dan semoga saja ada yang mau membantu proses penelitian tersebut berlanjut," tambahnya. (*)