Find Us On Social Media :

Seberapa Efektifkah Masker Kain untuk Melindungi Diri dari Virus Corona? Ini Kata Ahli

By Devi Agustiana, Rabu, 1 April 2020 | 14:55 WIB

Masker kain

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Banyak orang melakukan berbagai cara untuk memproteksi diri dari covid-19.

Pandemi global ini tidak bisa dianggap sepele, karena jumlah korban kian meningkat setiap hari.

Salah satu cara orang mengantisipasinya adalah dengan menggunakan masker.

Baca Juga: Rela Panas-panasan, Via Vallen Pakai Masker Sambil Bagikan Sembako untuk Masyarakat

Penggunaan masker dipercaya dapat mencegah penularan virus corona dari penyebaran lewat udara.

Hal ini harus kita perhatikan baik-baik.

Sebab banyak di antara kita yang menggunakan masker bedah, yang mana bukan untuk pencegah infeksi virus.

Baca Juga: Belanda Kembalikan 600.000 Masker Cacat Buatan China Sementara Kanada Malah Akan Menerima Perlengkapan Medis dan Katakan Hal Ini

Untuk diketahui, masker bedah biasa digunakan dokter saat operasi.

Hal yang sama juga terjadi pada kain lap.

Ia menunjukan efisiensi penyaringan yang relatif tinggi dari mikroorganisme bacillus atrophaeus dan bacteriohage MS2.

Baca Juga: Ogah Pakai Masker Hijau Standar untuk Cegah Corona, Barbie Kumalasari Beli di Vietnam: yang Lokal Itu Jelek Banget!

Namun, bahan tersebut kurang cocok untuk dijadikan masker wajah karena ketebalannya.

Bahan yang paling cocok untuk dijadikan masker wajah adalah kain sarung bantal dan kaus katun.

Keduanya memberikan efisiensi penyaringan yang baik serta memiliki bahan yang nyaman untuk dijadikan masker wajah.

Baca Juga: Siap Pulang Kampung ke Korea Selatan, Selebgram Ayana Moon Nekat Pakai Masker Lengkap dengan Jas Hujan Saat Tiba di Bandara Soekarno Hatta

Melansir dari Covid19.go.id, laman resmi Pemerintah tentang virus corona, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan menyampaikan bahwa masyarakat dapat menggunakan masker kain di tempat umum dan fasilitas lain.

Namun, pengguna masker kain juga perlu untuk menjaga jarak 1 sampai 2 meter untuk mencegah penularan virus Corona.

Hal ini karena penggunaan masker kain ternyata kurang efektif mencegah penularan virus corona dan hanya bisa digunakan sebagai pilihan terakhir.

Baca Juga: Donasi dari Jack Ma Foundation dan Alibaba Foundation Tiba di Jakarta untuk Dukung Penanganan Covid-19: 2 Juta Masker hingga 20.000 Baju Pelindung

Kenapa demikian?

“Karena masker kain tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel dan ini tidak disarankan bagi tenaga medis. 40 hingga 90 persen partikel bisa menembus masker. Idealnya dikombinasikan dengan penutup wajah,” ujar Erlina, (1/4/2020).

Menurut dia, terdapat sejumlah mekanisme penularan virus dua di antaranya melalui droplet dan airbone (partikel kecil yang terbawa udara).

Baca Juga: Firasat Wirang Birawa Kembali Terbukti, Ramalan Perlu Masker Tapi Bukan Corona Merujuk pada Gunung Merapi yang Meletus: Semoga Abu Itu Membawa Pergi Virus Covid-19...

Masker kain memang memiliki perlindungan dari droplet, meski kecil.

Tingkat perlindungan bagi partikel droplet ukuran tiga mikron hanya 10 sampai 60 persen.

Jadi masih tergolong tinggi penularannya.

Baca Juga: Masker Langka Akibat Pandemi Virus Corona, Ganjar Pranowo Apresiasi Pasien Rehabilitasi Psikososial RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang dalam Pembuatan Alat Pelindung Diri

 “Masker kain, perlindungan terhadap droplet ada, tapi tidak ada perlindungan terhadap aerosol atau partikel yang airbone,” kata dia.

Lebih lanjut, pengunaan masker kain ini bisa digunakan sebagai pilihan terakhir jika ketersediaan masker bedah sudah sangat langka di pasaran.

Tapi itu pun dengan catatan, yang wajib menggunakan masker bedah adalah orang sakit dan tenaga medis, sementara masyarakat sehat dapat menggunakan masker bedah jika keluar rumah atau merawat orang sakit.

Baca Juga: Temannya Pernah Tertipu Beli Masker di Toko Online, Tissa Biani Cari Solusi Hadapi Langkanya Masker dan Hand Sanitizer Pasca Wabah Covid-19

“Kalau orang sehat memborong dan memakai (masker bedah) maka ketersediaan masker ini tidak ada lagi bagi tenaga kesehatan maupun orang sakit, dan ini berbahaya kalau orang sakit tidak ada akses terhadap masker bisa jadi orang sakit ini jadi sumber penularan kita semua,” kata dia.

Sementara masker bedah, efektif mencegah partikel airbone ukuran 0,1 mikron dari 30 hingga 95 persen.

Namun masih memiliki kelemahan yakni tidak bisa menutupi permukaan wajah secara sempurna terutama di sisi samping kiri dan kanan masker.

Baca Juga: Totalitas Cegah Penyebaran Virus Corona, Pegawai Minimarket Ini Sampai Rela Kenakan Plastik Sebagai Masker dan Sarung Tangan, Netizen: Salut Sama Masnya!

“Dan kelemahan lainnya hanya bisa digunakan sekali pakai,” kata dia.

Adapun masker N95, memang tingkat efektifitas pencegahan penularan mencapai 95 persen.

Namun, masker ini tidak boleh dipakai oleh sembarang orang dan menjadi protokol wajib tenaga kesehatan yang harus berkontak langsung dengan pasien penderita.

Baca Juga: Tak Hanya Rawat Bocah yang Orangtuanya Diisolasi karena Positif Covid-19, Ridwan Kamil Komando Istri untuk Bagikan Masker Gratis

“N95, masker ini mempunyai proteksi yang baik untuk droplet dan juga memiliki proteksi aerosol. Makanya dianjurkan oleh tenaga medis, bukan masyarakat, dan efektifitasnya cukup tinggi partikel ukuran 0,1 mikron aerosol sampai 95 persen,” jelas dia.

(*)