Find Us On Social Media :

Heroik, Nenek 90 Tahun Pasien Corona Ini Tolak Alat Bantu Pernapasan Agar Bisa Selamatkan Pasien Lain

By Silmi Nur Aziza, Rabu, 1 April 2020 | 16:01 WIB

Suzzane Hoylaerts

Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A.

Grid.ID - Di tengah merebaknya pandemi corona, kita jelas mengahdapi bahaya yang begitu besar.

Efek dari infeksi corona bagi kesehatan memang berbeda-beda bagi setiap orang.

Ada yang tetap terlihat baik-baik saja, namun ada pula yang harus mendapat perawatah khusus.

Terutama bagi orang-orang tua, corona menjadi amat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian.

Baca Juga: Pamer Foto Lawas Ketika Jadi Model Sampul Majalah Bersama Putra Bungsunya, Paras Maia Estianty Jadi Sorotan!

Kondisi imun yang tak lagi baik dan penyakit bawaan, membuat para orang lanjut usia ini rentan akan serangan corona.

Dan efek terburuknya adalah kematian yang lebih cepat.

Di tengah upaya penyelamatan oleh tim medis, seorang wanita rupanya menolak ventilator yang diberikan padanya.

Suzanne Hoylaerts, dari Belgia, mengatakan kepada dokter untuk menggunakan peralatan medis yang berpotensi menyelamatkan jiwa seseorang yang lebih muda sebelum dia meninggal di rumah sakit, dilansir Mirror, Rabu (1/4/2020).

Baca Juga: Bosan Menjalani Isolasi Mandiri, Tom Holland Ingin Segera Kembali Pelesiran di Bali

Seorang wanita berusia 90 tahun meninggal setelah menolak ventilator dan bertanya apakah itu bisa digunakan untuk menyelamatkan seseorang yang lebih muda.

Suzanne Hoylaerts dirawat di rumah sakit dua minggu setelah dia mulai mengalami sesak napas dan kehilangan nafsu makan.

Wanita Belgia itu kemudian diuji positif terinfeksi virus corona dan ditempatkan di ruang isolasi.

Di sanalah kondisinya dengan cepat memburuk.

Baca Juga: Pesinetron Raya Kitty Gugat Cerai Suaminya!

Ketika dokter menyarankan Suzanne Hoylaerts agar menggunakan ventilator untuk membantunya napas, dia menolak.

"Saya tidak ingin menggunakan alat bantu pernapasan. Simpan untuk pasien yang lebih muda. Saya sudah memiliki kehidupan yang baik. "

Suzanne Hoylaerts meninggal dua hari setelah dirawat di rumah sakit.

Putrinya Judith mengatakan kepada surat kabar Belanda, Het Laatste Nieuws, "Saya tidak bisa mengucapkan selamat tinggal padanya, dan saya bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menghadiri pemakamannya."

(*)