Hal ini dikemukakan Jokowi lantaran untuk menenangkan masyarakat yang tak bisa mudik di tengah wabah covid-19.
"Saya melihat ini untuk mudik ini dalam rangka menenangkan masyarakat. Mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk hari raya. Ini mungkin bisa dibicarakan," ujar Jokowi saat rapat terbatas melalui konferensi video.
Ia juga mengusulkan bahwa libur penganti mudik ini akan disediakan fasilitas dan infrastruktur khusus sebagaimana dilaksanakan di kala mudik.
"Saya kira kalau skenario-skenario tersebut dilakukan kita bisa memberikan sedikit ketenangan pada masyarakat," lanjut Jokowi.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebutkan pemerintah telah merampungkan peraturan pemerintah (PP) terkait mudik.
"PP-nya sedang dirumuskan mungkin dua hari lagi tentang masalah mudik itu," ujar Ma'ruf dalam konferensi pers melalui video conference.
Namun yang pasti untuk mudik di bulan Mei 2020, tetap ditiadakan demi keamanan bersama.
"Tapi yang jelas, kami meminta masyarakat untuk tidak mudik sebab risikonya besar sekali," lanjut dia.
Sementara itu melansir dari Tribunnews, Jokowi telah menginstruksikan pada jajaran menteri untuk membuat sekenario arus mudik yang komprehensif.
"Jangan sepotong-sepotong atau satu aspek saja atau sifatnya sektoral atau kepentingan daerah saja, tapi dilihat secara utuh baik dari hulu di tengah dan di hilir," kata Presiden.
"Lalu memberikan fasilitas pada arus mudik bagi masyarakat di hari pengganti tersebut. Atau, dengan menggratiskan tempat-tempat wisata yang dimiliki oleh daerah," tambahnya.
(*)