Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Perubahan kehidupan sosial belakangan ini, mungkin membuat para orangtua kesulitan.
Kesulitan mungkin terjadi, terutama ketika orangtua harus menangani anak-anak mereka.
Kebiasaaan #dirumahaja sulit diterima begitu saja bagi anak-anak yang terbiasa melakukan aktivitas di luar rumah, seperti sekolah, kursus, olahraga, bermain dan sebagainya.
Untuk itu, sebagai orangtuanya kamu sebaiknya ikut berperan aktif dalam menyiapkan anak menghadapi perubahan dalam hidupnya.
Orangtua harus bersikap proaktif dan berbicara dengan anak-anak secara terus-terang, sambil membuka diri untuk menerima opini atau ungkapan perasaan apa pun yang mungkin disampaikan oleh anak-anak.
Gerakan #dirumahaja, sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dalam memutus rantai penyebaran virus corona ditujukan untuk masyarakat termasuk anak-anak dalam aktivitas belajar di rumah.
Namun, ternyata hal ini menimbulkan sejumlah tantangan karena rutinitas orangtua menjadi berubah.
Tidak sedikit orang tua yang merasa bahwa hal tersebut membuat pekerjaan di rumah menjadi bertambah.
Betapa tidak, orangtua harus bekerja sembari mengasuh serta menjadi guru serba bisa bagi anak-anaknya di rumah.
Dilansir Grid.ID dari Covid19.go.id, laman resmi Pemerintah Indonesia tentang corona, seorang Child Protection Specialist Unicef Indonesia, Astrid Gonzaga Dionisio membagi sejumlah kiat yang bisa dicoba untuk diaplikasikan para orangtua kepada anak-anak yang harus belajar di rumah, antara lain.
- Lakukan kegiatan bersama
Rutinitas dan kesibukan orangtua selama bekerja terkadang membuat hubungan anak dan orangtua menjadi jauh.
Melalui kampanye #dirumahaja ini, Astrid berpendapat, hal ini menjadi kesempatan bagus bagi orangtua untuk melakukan kegiatan bersama anak di rumah.
“Ini adalah kesempatan bagi keluarga untuk melakukan kegiatan bersama, makan bersama, beribadah bersama, yang selama ini sulit untuk kita lakukan, terutama bagi mereka di perkotaan yang orangtua harus berangkat pagi, pulang malam,” ungkap Astrid di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, (2/4/2020).
- Siap menjadi “Guru” di rumah
Dengan belajar di rumah, orangtua juga harus siap berperan menjadi guru pengganti untuk anak-anaknya di rumah.
“Selain itu, orangtua juga harus siapkan fasilitas untuk bisa online secara lancar untuk menunjang kegiatan belajar di rumah,” jelas Astrid.
Orangtua juga diharapkan bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga anak tidak merasa bosan, namun merasa senang dan betah untuk belajar sendiri didampingi ibu atau ayahnya.
- Perluas akses pengetahuan parenting selama pandemi
Kiat yang tak kalah penting yang dibagi oleh Unicef Indonesia, adalah orangtua juga harus memperluas akses pengetahuan tentang pengasuhan selama pandemi berlangsung.
Menurut Astrid, pengasuhan bisa menjadi cukup melelahkan bagi orangtua karena juga harus mendampingi anak dan siap menggunakan gadget dan internet.
“Tentu itu bisa bikin stressful, apalagi tidak ada yang membantu. Siapa yang bisa membantu kita sebagai orangtua dalam saat ini?” kata Astrid.
Lebih lanjut, para orangtua dapat menemukan berbagai ragam informasi penting dan kiat-kiat lain dalam menghadapi pandemi covid-19 dengan membuka laman https://covid19parenting.com dari Unicef Indonesia.
Orangtua juag bisa menggunakan layanan Telepon Pelayanan Sosial Anak (TEPSA) Kementerian Sosial RI di nomor 1-500-771 untuk mengakses pengetahuan, informasi, dan bantuan terkait pengasuhan anak di tengah pandemi dengan mudah dan terpercaya.
(*)