Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Virus corona yang sedang mewabah di seluruh penjuru dunia memang menimbulkan kekacauan yang amat sangat.
Berbagai sektor kehidupan pun menjadi kacau balau akibat virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, ini.
Dikatakan Zhu Min, mantan deputi direktur pelaksana IMF periode 2011-2016, wabah virus corona bisa merugikan sektor pariwisata sebanyak 900 miliar yuan atau kira-kira Rp 1.779 triliun di bulan Januari dan Februari.
Sementara sektor ekonomi diperkirakan akan mengalami kerugian sebesar 420 miliar yuan atau sekitar Rp 830,3 triliun akibat lesunya daya beli masyarakat.
"Anjloknya konsumsi pada kuartal I 2020 akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi sebesar 3 hingga 4 persen. Kita butuh upaya 10 kali lipat lebih kuat untuk mengembalikan keadaan," tuturnya, seperti yang dikutip dari SCMP.
Sementara itu, di Italia sendiri virus corona telah menimbulkan kekacauan di rumah-rumah sakit rujukan.
Baca Juga: Ussy Sulistiawaty Bagikan Uang dan 200 Bungkus Makanan untuk Masyarakat Terdampak Corona
Melansir dari NBC, satu perawat di salah satu rumah sakit di Bergamo bahkan mengibaratkan situasi saat ini layaknya medan perang.
"Rasanya seperti kita menyeberang di tengah medan perang," ucapnya.
Kota-kota Milan dan Bergamo telah sangat hancur. Bergamo sendiri sudah memiliki hampir 3.800 kasus yang dikonfirmasi.
"Saya belum pernah melihat begitu banyak orang mati di depan mata saya," katanya lebih lanjut.
Indonesia pun demikian.
Sempat dikatakan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melalui story akun Instagramnya, Indonesia sudah mengalami kerugian hingga Rp 56 triliun per bulan Februari.
"Namun bukan berarti tidak mewabahnya virus corona di Indonesia, tidak berpengaruh pada kondisi perekonomian global."
"Sampai-sampai kondisi ekonomi Indonesia pun terkena dampaknya, yakni potensi kerugian hingga 4 miliar dollar atau setara Rp 56 triliun," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah Indonesia pun berusaha mengembalikan keadaan.
Pertama-tama dengan mencegah penyebaran virus corona dan kemudian menyembuhkan mereka yang sudah terpapar.
Berdasarkan pantauan Grid.ID dari laman www.covid19.go.id, per Jumat (08/03/2020) siang sudah ada 112 warga yang dinyatakan sembuh.
Salah satunya adalah Rhesa haryo Wicaksono (22).
Baca Juga: Lucinta Luna Ditahan di Rutan Pondok Bambu, PLT Karutan: Dia Ikut Kegiatan Seni Suara dan Tari
Mahasiswa semester akhir salah satu universitas negeri di Malang ini sudah dinyatakan sembuh pada Jumat (20/03/2020) dan diperbolehkan pulang pada Sabtu (21/03/2020).
Melalui sambungan telpon pada Rabu (01/04/2020), Rhesa membagikan kabar bahagia ini.
Pada mulanya, Rhesa tak menyangka bakal terjangkit virus yang menyerang saluran pernapasan ini.
Apalagi selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA), pihak medis tak memberi tahu apa sakitnya.
Rhesa pun juga tidak pernah bertanya.
"Mending fokus sembuh daripada tahu penyakitnya itu. Dari tim perawatnya tidak ngasih tahu (kalau positif corona). Mungkin khawatir terganggu psikisnya," kata Rhesa, seperti yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Sebab, bagi Rhesa, salah satu kunci sembuh dari virus corona bergantung pada kondisi psikis pasien.
Oleh karena itu, menjaga pikiran tetap postif juga dapat membuat imunitas tubuh tetap stabil.
“Kalau memang kena, tetap positif thingking. Tidak usah mikir yang tidak-tidak,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Rhesa, upaya ini juga harus dibarengi dengan pola hidup sehat.
“Kebersihan dan makan yang banyak. Imun bisa diperoleh kalau nutrisi yang masuk banyak,” tegasnya lagi.
Rhesa sendiri baru tahu kalau dirinya terjangkit virus corona setelah diperbolehkan pulang ke rumah.
"Saya keluar pada Sabtu tanggal 21. Tanggal 23 baru dikasih tahu setelah di rumah. Ibu yang ngasih tahu," ungkapnya.
Selama ini, teman-teman yang tahu keadaannya pun juga mendukungnya dengan tidak memberitahu tentang penyakitnya.
“Kalau dari teman-teman mendukung. Teman-teman juga tidak ngasih tahu, cuma nyemangatin. Jadi ketika saya ngasih tahu ke teman-teman, mereka sudah tahu,” katanya.
(*)