Laporan Wartawan Grid.ID, Anggita Nasution
Grid.ID – Seperti hari Jumat pekan yang lalu, umat muslim laki-laki, belum bisa menjalankan ibadah salat Jumat berjamaah.
Hal ini lantaran adanya fatwa dari MUI untuk mengganti salat Jumat berjamaah, dengan salat dzuhur di rumah, mengingat mewabahnya virus corona.
Aktor Atalarik Syah jadi salah satu orang yang kebingungan mencari masjid untuk melaksanakan salat Jumat.
Seperti yang dilihat oleh Grid.ID, hal itu diungkapkannya dalam akun media sosialnya siang tadi.
Mantan suami Tsania Marwa ini rela blusukan dari tempat ke tempat untuk mencari masjid yang masih menjalankan salat Jumat berjamaah.
"Assalamualaikum, ini lagi blusukan cari masjid yang masih buka. Ini masih setengah jam lagi dari waktu bedug," ucap Atalarik Syah dalam Instagramnya seperti dikutip oleh Grid.ID, Jumat (3/4/2020).
Adik aktor Teddy Syach itu juga melontarkan pertanyaan pada temannya yang duduk di sampingnya.
"Gimana sih hukumnya kalau 3 kali enggak salat Jumat?" tanya Atalarik Syah.
Temannya pun menanggapi pertanyaan itu.
"Dinyatakan kafir, enggak boleh ngawinin (menikahkan) anak perempuannya," jawab teman Atalarik Syah.
Mendengar ucapan sang sahabat soal laki-laki muslim yang tak menjalankan ibadah salat Jumat secara berjamaah, Atalarik langsung mengamini.
“Siapa yang mananggung Ibadah dan keyakinan kita??? Alhamdulillah,” tulis Atalarik Syah.
Sebelumnya diberitakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19.
Selama situasi genting dengan wabah Covid-19 ini dianjurkan untuk beribadah di rumah, dan melarang melakukan salat berjamaah.
"Ketika berada di dalam satu kawasan yang wabah virus Covid-19 tak terkendali di suatu kawasan tertentu, maka penyelenggaraan salat Jumat dan ibadat yang sifatnya masif ini bisa dihentikan untuk sementara waktu sampai kondisi normal," kata Asrorun, Jumat (20/3/2020) dikutip oleh Grid.ID dalam Kompas.com.
"Ini bagian dari tugas keagamaan, jangan sampai kemudian kita menyebabkan kepanikan," kata Asrorun.
(*)