Find Us On Social Media :

Hati-hati! Social Distancing Memicu Depresi Hingga Menurunkan Imun

By Devi Agustiana, Senin, 6 April 2020 | 17:53 WIB

Ilustrasi kesepian.

Otak kita telah berevolusi menjadi sosial secara konstan dan menilai apa yang orang lain pikirkan atau rasakan, bagaimana mereka merespons kita, jika kita merasa aman dengan mereka, dan jika mereka merasa aman bersama kita.

Karena kebutuhan mendasar akan komunikasi sosial itu, otak kita bereaksi negatif ketika kita merasa terisolasi atau dikucilkan.

Ahli saraf di UCLA menemukan bahwa ketika orang merasa dikecualikan, ada aktivitas yang sesuai di bagian punggung korteks cingulate anterior, yaitu wilayah saraf yang terlibat dalam komponen nyeri yang berpotensi akan sakit.

Dengan kata lain, perasaan dikucilkan, ditinggalkan, dan diabaikan akan memicu reaksi yang sama di otak yang mungkin ditimbulkan oleh rasa sakit fisik.

Itulah alasan megapa kini istilah social distancing telah diganti dengan physical distancing.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Tempat Tepat Tidur Menjadi Lokasi Terburuk untuk Work From Home!

Dilansir Grid.ID dari Forbes, berikut adalah tiga tips untuk mengurangi akibat isolasi diri dan meningkatkan koneksi saat pandemi corona.

1. Jalin komunikasi sebanyak mungkin

Salah satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Science, menemukan bahwa pembicara dibandingkan dengan pengirim e-mail hampir 40% lebih baik dalam mengkomunikasikan antusiasme, skeptisisme, empati, simpati, ironi, keraguan, kepercayaan, dorongan, kehati-hatian, dan humor.

Ketika tujuan kamu adalah membuat orang merasa termasuk dan terhubung, ada baiknya menambahkan elemen tersebut yang lebih kaya seperti media telepon atau penawaran panggilan video agar bisa saling bertatap muka.

2. Perhatikan bahasa tubuh

Salah satu teknik mudah yang harus dilakukan sebelum konferensi jarak jauh adalah menyatukan bibir dan berkata, "Um hum, um hum, um hum."