Grid.ID - Najwa Shihab mengaku sakit hati saat mengetahui tindakan sebagian warga terkait stigma covid-19.
Tak sedikit kasus berupa penolakan jenazah positif corona yang ditolak warga untuk dikuburkan hingga pengusiran tenaga medis dari tempat tinggalnya membuat Najwa Shihab miris.
Najwa Shihab lantas mengungkapkan hasil pencariannya terkait penyebaran virus corona melalui jenazah positif covid-19.
Presenter sekaligus jurnalis kondang itu mengutip sebuah pernyataan dari dokter forensik.
Diungkap Najwa, jenazah positif covid-19 tidak bisa menyebarkan virus corona.
Pernyataan tersebut dipertegasnya melalui sebuah pernyataan dari dr Edi Suyanto SpF SH MH, Kepala Depatemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSU dr Soetomo Surabaya.
Dr Edi Suyanto pernah menyampaikan sebuah penelitian ilmiah terkait proses penyebaran virus pada jenazah.
Kutipan dr Edi disampaikan oleh Najwa Shihab lewat video di kanal YouTubenya, seperti dilansir Grid.ID, pada Selasa (7/4/2020).
"Saya akan kutip keterangan Kepala Depatemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSU dr Soetomo Surabaya, dr Edi Suyanto.
"Secara ilmu kedokteran, korban atau jenazah kemungkinan menularnya sudah tidak ada.
Apalagi virus corona. Virus corona harus hidup pada inangnya. Inangnya sudah mati, virusnya juga ikut mati. Sama dengan HIV/AIDS sama H5N1 (flu burung," ungkap Najwa Shihab.
Sebuah pernyataan dokter forensik itu disampaikan Najwa lantaran ia mengaku sakit hati mengetahui banyak orang berlaku semena-mena terhadap orang-orang yang bersinggungan dengan pendemi tersebut.
Pasalnya, banyak warga sengaja jaga jarak yang kebablasan.
"Cerita yang dibagikan seorang dokter yang juga membuat saya patah hati," ucap Najwa sambil menepuk dada lantaran banyak tenaga medis yang diusir dari lingkungannya akibat menangani covid-19.
"Di satu sisi, kasus ini menunjukkan kesadaran dan kewaspadaan terkait covid-19 mulai terbentuk. Namun, upaya menjaga jarak ini jangan kebablasan," pinta Najwa.
Najwa pun mengungkap makna di balik jaga jarak yang harus dipahami oleh masyarakat.
"Jaga jarak bukan berarti kita bebas mengusir orang atau jenazah. Perawat-perawat itu misalnya, mereka pahlawan kita sekarang.
Mereka mempertaruhkan nyawa merawat pasien dengan peralatan seadanya.
Jaga jarak dengan perawat atau orang lain itu wajar tapi kalau sudah mengusir itu keterlaluan," tegas Najwa Shihab.
Najwa juga menegaskan bahwa bagaimana pun tenaga medislah yang akan membantu masyarakat jika terpapar sakit.
"Pasien PDP atau ODP adalah korban. Bantu mereka mengisolasi diri di rumahnya masing-masing.
Bahkan, kita perlu mensupport kebutuhan mereka supaya tidak keluar rumah.
Sama seperti jenazah terkait corona. Biasanya rumah sakit sudah punya protokol, sudah punya SOP standar penanganan jenazah. Selain dikafani sesuai ajaran agama masing-masing.
Mereka juga dibungkus khusus. Sama sekali tidak masalah dikuburkan di mana pun.
Karena setelah dikubur, mereka tidak akan menyebarkan virus," tandas Najwa Shihab.
(*)