Grid.ID mengutip penjelasan dari seorang dokter spesialis mata RS Mata JEC, Dr. NIna Asrini Noor, SpM terkait dry eye ini.
Menurut Dr Nina, kondisi dry eye terjadi akibat kelainan multifactoral pada lapisan air mata (tear film) yang menimbulkan beberapa gejala.
Beberapa gejala dimaksud seperti mata merah, mata mudah lelah dan teras apegal, gatal pada permukaan mata, rasa terbakar dan perih, mudah silau dan sensitif terhadap cahaya sampai penglihatan tidak fokus.
Pada awalnya dry eye terlihat seperti gangguan mata ringan yang membuatmu menjadi tidak nyaman dalam beraktivitas.
(BACA JUGA: Jangan Minum Air Tepat Sebelum, Saat dan Sesudah Makan, Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Tubuh!)
Para penderita biasanya merasa cukup mengatasinya dengan menggunakan obat tetes mata.
Tapi, lambat laun dry eye bisa menimbulkan ketergantungan pada pada obat tetes mata dan menurunkan kualitas hidup si pasien.
Perempuan di atas usia 50 tahun, terutama bagi mereka yang sudah mengalami pasca menopause, semakin rawan untuk terkena dry eye.
Kadar estrogen yang menurun dan tingkat androgen yang semakin rendah memberi pengaruh pada keseimbangan produksi air mata.
Hal itu disebut sebagai faktor internalnya.
Sedangkan faktor ekstrenalnya berasal dari lingkungan yang berpolusi, termasuk asap rokok, penggunaan AC, terlalu lama menatap televisi, monito komputer dan layar ponsel. (*)