Memang dengan hanya pembatasan ini pengguna masih bisa berulang kali menyebarkan pesannya.
Namun setidaknya, dengan adanya usaha ekstra untuk meneruskan satu persatu diharapkan akan memperlambat laju penyebaran berita bohong atau hoaks.
WhatsApp mentarget, tahun ini setidaknya ada penurunan sekitar 25 persen untuk penyebaran berita bohong atau hoaks.
Sebab, WhatsApp sendiri sudah dicap sebagai sumber informasi palsu yang menyebabkan kekacauan di India.
Tak hanya itu, WhatsApp juga disebutkan oleh beberapa agensi berita luar kerap digunakan untuk menyebarkan berita bohong terkait obat Covid-19 dan segala aktivitas militer.
Hal ini pun menumbulkan keprihatinan Perdana Menteri Irlandia, Leo Vardkar.
"Tolong berhenti berbagi informasi yang berlum diverifikasi ke grup WhatsApp," tegasnya.
Menanggapi hal ini, WhatsApp pun mempromosikan bot yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penyedia informasi tentang virus Covid-19 yang lebih valid.
(*)