Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Mulai hari ini, Selasa (07/04/2020), WhatsApp akan batasi fitur 'teruskan' atau 'forward' yang biasanya bisa dikirimkan ke lebih dari 5 orang menjadi hanya 1 orang saja.
Hal ini diambil pihak pengembang WhatsApp untuk mengurangi serta mencegah persebaran berita bohong atau hoaks yang akhir-akhir ini marak terkait virus Covid-19.
"Kami tahu banyak pengguna mengedepankan informasi bermanfaat, serta video lucu, meme, dan kata-kata motivasi ataupun doa yang mereka anggap bermakna," ungkap pihak WhatsApp seperti yang dikutip dari The Verge.
"Dalam beberapa minggu terakhir pun, orang-orang juga menggunakan WhatsApp untuk memberikan dukungan publik untuk para pekerja kesehatan yang menjadi garis terdepan (penanganan Covid-19)," paparnya.
"Namun, kami telah melihat akhir-akhir ini terjadi peningkatan persebaran berita bohong (hoaks). Oleh karena itu, penting untuk memperlambat penyebaran pesan-pesan itu agar WhatsApp menjadi tempat percakapan pribadi yang ramah," lanjut pihak WhatsApp.
Pasalnya, sangat mudah bagi setiap pengguna untuk meneruskan berita yang entah betul atau tidak kebenarannya kepada ratusan kontaknya di WhatsApp.
Apalagi dengan adanya fitur enkripsi pihak WhatsApp tidak bisa memfilter informasi apa yang diteruskan oleh setiap pengguna.
Eksperimen dilakukan pihak pengembang WhatsApp sejak 2018 lalu.
Mulai dari memberi label 2 panah untuk pesan mana yang diteruskan pertama kali, hingga pembatasan pesan yang bisa diteruskan.
Memang dengan hanya pembatasan ini pengguna masih bisa berulang kali menyebarkan pesannya.
Namun setidaknya, dengan adanya usaha ekstra untuk meneruskan satu persatu diharapkan akan memperlambat laju penyebaran berita bohong atau hoaks.
WhatsApp mentarget, tahun ini setidaknya ada penurunan sekitar 25 persen untuk penyebaran berita bohong atau hoaks.
Sebab, WhatsApp sendiri sudah dicap sebagai sumber informasi palsu yang menyebabkan kekacauan di India.
Tak hanya itu, WhatsApp juga disebutkan oleh beberapa agensi berita luar kerap digunakan untuk menyebarkan berita bohong terkait obat Covid-19 dan segala aktivitas militer.
Hal ini pun menumbulkan keprihatinan Perdana Menteri Irlandia, Leo Vardkar.
"Tolong berhenti berbagi informasi yang berlum diverifikasi ke grup WhatsApp," tegasnya.
Menanggapi hal ini, WhatsApp pun mempromosikan bot yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penyedia informasi tentang virus Covid-19 yang lebih valid.
(*)