Grid.ID - Kemana destinasi wisata favoritmu?
Gunung, pantai, museum ataukah taman hiburan yang masuknya saja dikenai harga tiket mahal.
Sekarang apa hubungan kuburan dan piknik? hampir tidak ada korelasi bukan.
Di Indonesia 'piknik' ke kuburan disebut ziarah makam.
Biasanya peziarah akan mengunjungi makam-makam Walisongo atau makam para raja-raja terdahulu.
Para peziarah kemudian akan berdoa disana.
Itu dilakukan menurut kepercayaan masing-masing dan semua harus saling menghormati satu sesama lain soal aspek agama dan kepercayaan.
Tapi bagaimana jadinya jika orang-orang benar-benar pergi ke kuburan atau makam untuk rekreasi, piknik bersama keluarganya?
Hal ini benar-benar terjadi pada abad-19 di Amerika Serikat tepatnya.
Saat itu hampir seluruh pemakaman di Amerika penuh sesak orang-orang berpakaian rapi di kuburan.
Mereka bukan berziarah namun sedang piknik bersama keluarga maupun teman.
Di Dayton, Ohio misalnya, para wanita berjalan bersama dengan kerabat mereka atau teman menuju pemakaman sembari membawa keranjang berisi buah, sandwich daging sapi dan makanan lainnya.
Sesampainya disana mereka menggelar tikar di pemakaman kemudian makan bersama diatas batu nisan.
Rupanya trend piknik ke kuburan ini ialah masalah kebahagiaan masyarakat kota.
Jangan Minum Air Tepat Sebelum, Saat dan Sesudah Makan, Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Tubuh!
Pada abad-19 pembangunan tempat rekreasi dan ruang terbuka bagi warga kota acapkali diabaikan.
Kurangnya tempat rekreasi itu lantas ditanggapi secara spontan oleh warga dengan menggunakan pemakaman sebagai tempat rekreasi mereka.
Lantaran di pemakaman terhampar rumput hijau, teduh dan nyaman untuk sekedar duduk-duduk maupun bercengkerama.
Namun pemerintah kota tak juga hilang akal.
Untuk mendapatkan keuntungan dari piknik kuburan ini mereka langsung memasang tarif masuk pemakaman untuk kas pemerintah.
Tapi piknik ke kuburan ini mengalami banyak pertentangan dari komunitas rohaniawan lantaran para pengunjung suka buang sampah sembarangan disana seperti kaleng sarden, kotak makan dan botol minuman keras.
Hal ini menyebabkan kuburan menjadi kumuh serta kotor.
Komunitas Rohaniawan menganggap hal tersebut adalah penodaan atas kesucian area pemakaman.
Atas pertimbangan itu maka larangan menggunakan kuburan sebagai tempat piknik perlahan-lahan diterapkan.
Namun banyak para imigran dari luar Amerika yang sekarang masih nekat melakukan piknik kuburan ini.
Rupanya piknik ke kuburan dan makan-makan disana sudah ada sejak zaman Yunani kuno.
Beberapa negara di Asia juga ada yang melakukan semacam kunjungan ke makam sanak saudara sembari makan disana.(Seto Aji/Grid)