Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Di tengah ketakutan dan kekhawatiran seputar pandemi virus Corona, setiap hari tampaknya membawa berita yang lebih buruk daripada hari sebelumnya.
Mulai dari jumlah pasien positif kian meningkat, disusul angka korban nyawa pun terus naik, hingga vaksin yang sampai saat ini belum ditemukan.
Disadari atau tidak fakta dan berita-berita tersebut membuat kita kian cemas.
Namun, dibalik semua itu kita harus menumbuhkan semangat dan optimisme bersama.
Dilansir Grid.ID dari Health Harvard, berikut ini 6 fakta yang perlu diketahui dibalik wabah corona yang menjangkit dunia.
- Banyak pasien sembuh
Perkiraan sekarang menunjukkan bahwa 99 persen orang atau hampir semua yang terinfeksi virus Covid-19 akan pulih.
Beberapa orang tidak memiliki gejala sama sekali.
Sementara ribuan orang telah meninggal, angka kematian keseluruhan hanya sekitar 1 persen atau bahkan mungkin lebih rendah.
Angka ini jauh lebih sedikit daripada MERS sekitar 34 persen, SARS sekitar 11 persen, dan Ebola yang mencapai 90%.
- Anak-anak tidak mudah terinfeksi
Anak-anak nampaknya lebih jarang terinfeksi dan memiliki penyakit yang lebih ringan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebagian besar infeksi sejauh ini telah menimpa orang dewasa.
Untuk anak-anak dan orangtua mereka, ini adalah kabar baik.
Namun, tetap penting untuk dicatat bahwa anak-anak dapat mengembangkan infeksi juga.
- Angka kasus infeksi di China turun drastis
China sebagai negara pertama yang mengonfirmasi kasus infeksi virus Corona sempat menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi di dunia.
Namun, kini kondisinya sudah jauh berbalik.
Angka terjadinya kasus baru sudah sangat rendah, jumlah pasien yang sembuh semakin banyak, dan jumlah pasien dalam perawatan semakin sedikit.
Bahkan Kota Wuhan dan Provinsi Hubei yang sebelumnya sudah dikunci secara total selama kurang lebih 2 bulan, kini perlahan sudah mulai dibuka.
Warga yang sebelumnya hanya bisa berdiam di rumah, kini sudah bisa keluar untuk menjalani kehidupan sebagaimana biasanya.
Bahkan, kabar baik ini terjadi bertepatan dengan dimulainya musim semi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Sehingga masyarakat yang selesai dari masa karantina bisa langsung menyaksikan begitu banyak tanaman dan bunga bermekaran di seluruh penjuru kota.
Hal ini tentu menjadi angin segar dan semangat tersendiri bagi negara-negara yang saat ini masih terus berperang menurunkan angka infeksi di wilayahnya.
- Keberadaan internet sangat membantu
Satu hal yang harus sangat disyukuri keberadaannya adalah koneksi internet.
Dengan internet, dunia bisa tetap terhubung.
Tidak peduli apakah seseorang ada di dalam rumah, tempat kerja, atau dimana pun, tetap memiliki informasi dan kesempatan untuk saling terhubung dengan satu sama lain.
Dalam kondisi physical disancing dan karantina yang saat ini diterapkan, memang menjadikan warga dunia hanya bisa berdiam di rumah dan tidak bisa bertemu dengan banyak orang untuk berbagai keperluan.
Di sini, internet memiliki peran yang sangat penting untuk membuat orang yang tinggal di rumah bisa tetap terhubung dengan dunia luar, dengan dokter, media massa, teman, keluarga, dan sebagainya.
Dengan begitu, banyak hal tetap bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan layanan internet.
- Meningkatkan respons dan kepedulian
Dengan pengalaman menangani pandemi yang terjadi saat ini, banyak kekurangan sistem pelayanan kesehatan terkuak hingga akhirnya mendapatkan perhatian dan perbaikan.
Diharapkan, semua ini bisa menjadi pelajaran sekaligus pengalaman penting bagi dunia untuk menghadapi pandemi yang mungkin suatu hari nanti akan kembali terjadi.
Misalnya dengan meningkatkan respons dan koordinasi secara global, distribusi alat kesehatan dengan lebih cepat, dan sebagainya.
Memang, semua hal ini tidak ada yang bisa menjamin.
Tapi, setidaknya ada bekal yang bisa kembali berguna di kemudian hari.
- Banyak yang saling membantu
Di tengah situasi sulit sekarang, banyak pihak, baik perseorangan maupun kelompok, seperti organisasi, perusahaan, maupun lembaga, berlomba-lomba berbuat kebaikan dengan mengulurkan bantuan sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Di Indonesia misalnya, berapa banyak figur publik yang membuka penggalangan dana, industri atau pengusaha di bidang tekstil memproduksi alat perlindungan diri secara sukarela.
Disamping itu, masyarakat membagikan makan gratis pada mereka yang kesulitan memperoleh pendapatan karena adanya physical distancing.
Sementara di Amerika Serikat, sebagian perusahaan penyedia asuransi kesehatan menjanjikan akan menanggung biaya untuk perawatan dan tes Covid-19.
Banyak pula artis dan pengusaha yang menyumbangkan uang dalam jumlah yang signifikan.
(*)