Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Teknologi adalah bentuk kemajuan yang tidak bisa dihindari dan bergerak sangat cepat.
Seiring perkembangannya, gawai atau gadget kini sudah digunakan bahkan oleh anak-anak usia dini.
Yang jadi permasalahan adalah paparan sinar radiasi dari layar bisa menyebabkan sejumlah gangguan mata, seperti mata kering dan mata lelah.
Beberapa gejala mata lelah antara lain adalah pengelihatan buram, sakit kepala, mata perih, dan lainnya.
Meski begitu, penggunaan gadget pun sulit dihindari.
Tidak hanya sebagai media hiburan, gadget kini juga digunakan sebagai media pembelajaran.
Apalagi, di masa pandemi covid-19 seperti saat ini, kegiatan belajar di sekolah pun berpindah menjadi format e-learning dari rumah.
Dengan permasalahan dan frekuensi penggunaan gadget yang cukup sering tersebut, lantas apa yang perlu dilakukan agar mata anak tak mengalami gangguan pengelihatan?
Dokter spesialis mata, Zoraya Ariefia Feranthy menjelaskan, hal yang perlu diwaspadai tidak hanya gadget, melainkan juga aktivitas melihat jarak dekat lainnya.
"Jadi mata lelah tidak hanya dengan melihat gadget, tapi juga aktivitas jarak dekat, seperti baca buku, menjahit," Demikian dikatakan Zoraya.
Keperluan menggunakan gadget bisa disiasati sebagai berikut, agar tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada mata anak:
Jeda waktu penggunaan gadget
Siasati waktu penggunaan layar dengan rumus 20-20-20. Artinya, setiap anak melihat layar, main game atau baca buku selama 20 menit.
Kemudian, beri waktu jeda selama 20 detik untuk melihat obyek dengan jarak sejauh lebih dari 20 kaki atau enam meter.
Latihan ini bisa membuat mata lebih rileks dan membantu mengurangi kelelahan pada mata.
"Atau bisa juga setiap main game satu level harus istirahat, daripada hitungan menit kan lebih susah," ungkapnya.
Baca Juga: Jadi Orangtua di Era Teknologi, Dessy Ilsanty: Jangan Bandingkan Zaman Dulu dan Sekarang
Mengatur jarak
Sebisa mungkin atur jarak mata dengan layar agar tidak terlalu dekat.
Jarak dari mata ke ponsel atau layar komputer yang ideal berkisar antara 40-60 cm.
Untuk lebih mudahnya, ukur jarak menggunakan tangan anak.
"Kalau untuk tangan anak, (jaraknya) sepanjang tangan dia. Jangan kurang dari itu," kata Zoraya.
Baca Juga: Peringati Hari Ibu, BaBe Gelar Forum untuk Dukung Pemberdayaan Wanita di Era Teknologi
Mencegah penggunaan di bawah paparan matahari
Ketika menggunakan gadget di luar ruangan dengan paparan sinar matahari, otomatis kita akan menaikkan cahaya dari gawai kita.
Ternyata, paparan sinar ini bisa menimbulkan gejala mata lelah yang lebih buruk.
Sebab, situasi tersebut merangsang otot mata bekerja lebih keras agar mata bisa melihat obyek. Itulah mengapa mata seringkali lebih lelah ketika melihat gadget di luar ruangan.
Baca Juga: Ciptakan Tas Anti Copet yang Berteknologi Tinggi, Mahasiswa ITB Boyong Penghargaan di Korea Selatan
Tidak menggunakan gadget sambil tidur
Zoraya menekankan pentingnya membatasi pengelihatan jarak dekat karena akan membuat otot mata bekerja lebih keras.
Misalnya, menggunakan gawai sambil tidur.
Jika dilakukan dalam waktu singkat, kebiasaan tersebut mungkin tidak memberi dampak yang besar.
Namun, jika dilakukan dalam waktu lama, kebiasaan tersebut bisa memicu gangguan pengelihatan, salah satunya menambah minus mata atau miopi.
Paparan sinar matahari alami sangat penting untuk mengembangkan mata, anak-anak perlu waktu bermain di luar untuk kesehatan mereka, tetapi juga untuk mata mereka.
Penelitian telah menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan lebih beresiko rabun jauh atau miopia.
Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi para peneliti percaya bahwa sinar UV membuat mata terlindungi dari sinar matahari yang intens dan mempunyai peran penting dalam perkembangan mata yang sehat.
Tingkat rabun jauh pada anak-anak telah meningkat secara dramatis dalam 30 tahun terakhir.
(*)