Bagaimana Kondisinya Setelah 'Ditinggal' Manusia?
Bukannya menjadi wilayah yang mati, National Geographic justru melaporkan bahwa wilayah Chernobyl bertransformasi menjadi wilayah dengan keanekaragaman hewani dan hayati.
Baca : 5 Indikasi Masalah yang Sebabkan Gairah Bercinta Hilang Menurut Para Ahli
Sebuah video yang dirilis pada tahun 2016 menampakkan satwa-satwa yang berkembang-biak dengan baik.
Mulai dari kuda, berang-berang, bison, babi hutan. luak, serigala abu-abu, tanuki (sejenis anjing yang menyerupai rakun), dan rubah merah.
Perilaku hewan-hewan ini pun sama seperti apa yang ada di alam liar yang sehat.
Sehatkah Satwa di Chernobyl?
Baca : 3 Inspirasi Mix and Match Feminin Outfit ala Cynthia Ramlan
Pertanyaan ini hingga sekarang masih menjadi perdebatan antarilmuwan.
Peneliti dari Denmark dan University of South Carolina, Amerika Serikat, mengungkap bahwa walaupun hewan-hewan tersebut tampak sehat, sesungguhnya mereka tidak normal.
Ada beberapa bagian dari genetik mereka yang terkontaminasi oleh sisa-sisa bahan radioaktif yang kemungkinan besar masih ada.
Sebuah penelitian dari Badan Nasional Informasi Bioteknologi Amerika Serikat (NCBI) melaporkan bahwa jumlah kupu-kupu, lebah, belalang, capung, dan laba-laba menjadi semakin sedikit, bahkan 20 tahun pasca tragedi.
Baca : Raffi Ahmad Sebut Nagita Slavina Sering Ucapkan kata Cerai Saat Bertengkar
Mereka juga menyebutkan tentang adanya mutasi genetik di beberapa spesies.
Satu hal yang kita tahu, 'zona eksklusif' Chernobyl tidak seburuk itu dalam menghancurkan populasi alam liar di sana.
Berkurangnya jumlah manusia justru membuat alam berkembang menjadi semakin baik.
Apakah ini artinya manusia adalah ancaman besar yang sesungguhnya ketimbang radiasi nuklir? (*)