Find Us On Social Media :

Mengenal Istilah “Cabin Fever” Saat #Dirumahaja, Bagaimana Gejala dan Cara Mengatasinya?

By Devi Agustiana, Senin, 13 April 2020 | 17:53 WIB

Ilustrasi. Cabin fever atau demam kabin bisa digambarkan sebagai suatu kondisi di mana seseorang merasa gelisah ketika terjebak dalam ruangan tertutup yang terbatas dalam jangka waktu yang lama.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Pandemi virus Corona yang terjadi di hampir seluruh dunia membawa banyak perubahan bagi manusia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Salah satu yang paling terasa adalah imbauan bahkan larangan berkegiatan di luar rumah, sehingga segala sesuatu sebisa mungkin diselesaikan #dirumahaja.

Mulai dari makan, olahraga, istirahat, belajar, bahkan bagi mereka yang memungkinkan, bekerja pun diminta untuk dilakukan dari rumah saja.

Untuk minggu-minggu pertama, bekerja dari rumah dan melakukan banyak kegiatan bersama dengan keluarga di rumah masih menyenangkan.

Baca Juga: Serba-serbi Kartu Prakerja yang Wajib Diketahui, Intip 4 Poin Pentingnya di Sini

Tapi bagaimana bila imbauan atau perintah untuk tinggal di rumah itu berlangsung dalam waktu yang relatif lama?

Hal itu ternyata bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang dan menimbulkan satu gangguan yang disebut sebagai cabin fever atau demam kabin.

Apa itu demam kabin?

Cabin fever atau demam kabin bisa digambarkan sebagai suatu kondisi di mana seseorang merasa gelisah ketika terjebak dalam ruangan tertutup yang terbatas dalam jangka waktu yang lama.

Baca Juga: Jangan Panik Terkena PHK Massal Akibat Corona, Begini Tips Cara Atur Keuangan Setelahnya

Nama demam kabin sebenarnya berasal dari masyarakat Amerika Utara di masa lalu, yang banyak terjebak di kabin kayu milik mereka saat tiba musim dingin yang panjang.

Psikiater dan filsuf asal Jepang, Karl Jaspers menyebut keterbatasan ruang gerak dalam waktu panjang seperti ini dapat berdampak besar pada kondisi psikologis seseorang.

Meskipun ini bukan gangguan yang secara resmi terdaftar dalam kasus kejiwaan, namun demam kabin ini bisa menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan mental.

Kembali pada teori yang menyebut manusia sebagai makhluk sosial, setiap manusia membutuhkan kontak dan kerjasama dengan individu lain untuk bisa bertahan hidup.

Baca Juga: Berpikir Agar Tetap Higienis, Bolehkah Menyemprot Disinfektan pada Makanan? Ini Kata Ahli

Misalnya penurunan imunitas yang dialami para peneliti yang bekerja di stasiun kutub, atau astronot yang menghabiskan sekian waktunya di luar angkasa.

Gejala

Tidak semua orang yang menderita demam kabin akan mengalami gejala yang persis sama, tetapi banyak orang melaporkan merasa sangat mudah tersinggung atau gelisah.

Efek lain yang biasa dialami adalah kegelisahan, kelesuan, kesedihan atau depresi, kesulitan berkonsentrasi, kurang sabar, mengidam makanan, motivasi menurun, isolasi sosial, kesulitan bangun, tidur siang yang sering, keputusasaan, perubahan berat, dan ketidakmampuan untuk mengatasi stres.

Yang perlu diketahui bahwa gejala-gejala ini juga dapat menjadi indikasi berbagai gangguan lain, dan hanya profesional kesehatan mental terlatih yang dapat membuat diagnosis yang akurat.

Selain itu, tidak semua orang yang takut terkurung di rumah di musim dingin menderita demam kabin.

Baca Juga: Begini Kata Ahli Tentang 3 Jenis Virus Corona yang Menyebabkan Covid-19

Hanya ketika seseorang menunjukkan beberapa gejala yang disebutkan di atas, fobia lebih mungkin terjadi.

Mengatasi demam kabin

Seperti kondisi kesehatan mental lainnya, demam kabin paling baik diobati dengan bantuan terapis atau profesional kesehatan mental terlatih lainnya.

Namun, jika gejala relatif ringan, mengambil langkah aktif untuk memerangi perasaan mungkin cukup untuk membantumu merasa lebih baik .

- Mempertahankan pola makan normal

Bagi banyak dari kita, sehari terjebak di rumah adalah alasan untuk terlalu menikmati makanan cepat saji.

Yang lainnya tidak makan sama sekali.

Baca Juga: Waspada, Jangan Sampai WFH Merusak Mata! Intip Tips Mencegah Ketegangan Mata saat Lama Menatap Layar Komputer

Namun, makan dengan benar dapat meningkatkan tingkat energi dan motivasi kita.

Kamu mungkin merasa tidak lapar jika kurang berolahraga, tetapi pantau kebiasaan makan kamu untuk memastikan bahwa kamu menjaga keseimbangan nutrisi.

Batasi camilan tinggi gula, tinggi lemak, dan minum banyak air.

- Tetapkan tujuan

Ketika kamu terjebak di rumah, kamu mungkin lebih cenderung membuang waktu tanpa melakukan hal-hal penting.

Tetapkan tujuan harian dan mingguan, dan lacak kemajuan kamu menuju penyelesaian.

Pastikan tujuan kamu masuk akal, dan hadiahi dirimu untuk memenuhi setiap tonggak sejarah.

- Berpikir

Kerjakan teka-teki silang, baca buku atau mainkan game.

Merangsang pikiran dapat membantumu bergerak maju dan mengurangi perasaan terisolasi dan tidak berdaya.

- Latihan

Sekalipun kamu tidak dapat meninggalkan rumah, temukan cara untuk tetap aktif secara fisik saat berada di dalam ruangan.

Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu membakar energi ekstra yang kamu miliki dari terkurung di dalam ruangan.

Ide-ide latihan dalam ruangan termasuk video latihan, latihan beban tubuh, dan rutinitas latihan online.

Meskipun tinggal di dalam ruangan dan menjaga jarak dapat bertentangan dengan naluri manusia untuk sosialisasi, sangat penting terus ditanamkan bahwa perilaku #dirumahaja untuk membantu meminimalkan penyebaran virus Covid-19.

Mengabaikan rekomendasi tersebut akan menghasilkan peningkatan jumlah kasus pandemi ini.

Baca buku, mainkan game, menonton televisi, dan bicara dengan teman-teman melalui teknologi digital adalah beberapa langkah terbaik untuk tetap menjaga kesehatan mental selama #dirumahaja.

(*)