Grid.ID – Buku adalah jendela dunia, karenanya tak ada kata terlalu cepat untuk menanamkan kebiasaan membaca sejak dini pada anak.
Hal tersebut semakin perlu dilakukan mengingat amat rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Bahkan, sesama Asia Tenggara, posisinya berada jauh di bawah Malaysia dan Singapura.
Orangtua tak perlu khawatir mengenalkan bacaan pada anak sejak dini akan menjadi usaha yang sia-sia. Sebab, tidak sedikit penelitian telah membuktikan hal sebaliknya.
Salah satunya, riset Dominic Massaro, profesor emeritus di bidang psikologi Universitas California yang dipublikasikan The American Journal of Psychology pada 2017.
Penelitian tersebut menemukan, meski kosa kata bisa diajarkan melalui berbicara, namun mengenalkan kata lewat membaca lebih efektif. Apalagi, jika dilakukan dengan suara keras.
Studi dari Departemen Pediatri, Fakultas Kedokteran New York University yang berjudul “Early Reading Matters: Long-term Impacts of Shared Bookreading with Infants and Toddlers on Language and Literacy Outcomes” juga menemukan hal serupa.
Baca Juga: Inilah 3 Manfaat Membacakan Cerita untuk Anak, Wajib Tahu nih!
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel 250 pasang ibu dan anak berusia enam bulan hingga 4,5 tahun di Amerika.
Adapun instrumen yang diteliti meliputi kemampuan anak dalam memahami kata, huruf, dan membaca.
Hasilnya, anak yang dibacakan buku sejak bayi memiliki kemampuan lebih dalam memahami kosa kata sehingga mendorong mereka lebih cepat bicara.
"Meskipun anak-anak mungkin belum berbicara, itu tidak berarti mereka tidak belajar," kata Carolyn Cates, salah satu peneliti riset tersebut.
Intinya, selain membantu anak belajar bicara, membacakan buku pada anak sejak bayi akan membantu mereka belajar membaca dengan lebih mudah. Kemampuan inilah yang diperlukan mereka saat memasuki usia sekolah.
Baca Juga: 5 Tanda yang Menunjukkan Anak Memiliki IQ Tinggi, Salah Satunya Sulit Tidur
Tak hanya meningkatkan kemampuan kognitif, kegiatan membaca buku bersama si kecil juga dapat mendukungnya menjadi anak pintar melatih emosi dan meningkatkan bonding antara keduanya (ibu dan anak).
Kendati sangat disarankan, namun memilih buku bagi anak tak boleh sembarangan. Agar tidak keliru, Anda bisa simak kiat berikut ini.
Bentuk buku yang menarik
Anak usia balita terbilang sangat mudah bosan. Maka dari itu, disarankan untuk memilih buku jenis board book karena sebagian besar isinya didominasi oleh gambar sehingga menarik secara visual.
Selain itu, board book tidak mudah robek karena memiliki lembaran cukup tebal. Ini tentunya cocok untuk balita yang biasanya gemar melempar, merobek, dan menggigit.
Sebagai alternatif dari board book, orangtua bisa memilih buku pop-up, yang mana bisa mengeluarkan suara ketika dibalikkan.
Pilih tema sesuai usia dan minat anak
Untuk anak usia enam bulan hingga satu tahun, utamakan buku bergambar dengan warna yang kontras. Ini akan menarik si kecil untuk melihatnya.
Hindari buku dengan teks terlalu banyak apalagi tema terlalu berat, karena pada usia tersebut anak hanya perlu mengenal bentuk.
Pilihlah buku-buku yang memperkenalkan hal-hal sederhana, seperti hewan atau buah-buahan.
Hal itu masih berlaku ketika anak menginjak usia di atas satu hingga dua tahun. Namun, cakupan temanya sedikit meluas ditambah dengan teks yang sedikit lebih padat.
Baca Juga: Membaca Buku Dapat Meningkatkan Perkembangan Otak Si Kecil loh, Kok Bisa?
Sekalipun buku cerita, alurnya pun harus sangat sederhana sehingga orangtua dapat menyampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
Semua porsi tersebut perlu ditambah saat anak menginjak usia tiga tahun hingga pra sekolah. Prioritaskan buku yang melatih kemampuan membaca dan berhitungnya.
Nah, ketika anak sudah mampu membaca sendiri, biarkan ia memilih buku sesuai minatnya. Namun, tetap disesuaikan dengan umurnya.
Sesekali, ajak si kecil membaca buku bersama. Misalnya, sesaat sebelum tidur. Ciptakan juga interaksi keci, seperti tanya jawab mengenai isi buku. Dengan begitu, kemampuan kognitif anak akan berkembang dengan baik.
Nah, agar kecerdasan anak makin optimal, orangtua juga wajib memperhatikan dari segi pemenuhan gizi, khususnya nutrisi yang dibutuhkan oleh otak. Sebab, asupan yang tepat merupakan investasi bagi si kecil kelak.
Baca Juga: Membacakan Buku Pada Anak Dapat Membuat Sang Anak Lebih Kreatif
Adapun nutrisi tersebut di antaranya AA dan DHA, asam lemak esensial, kolin, serta sphingomyelin, yang mana semua ini sudah terkandung dalam Air Susu Ibu (ASI).
Namun, ada juga makanan lain yang mengandung gizi serupa. Contohnya, salmon, tuna, daging, telur, kacang-kacangan (walnut dan kenari), serta sayuran hijau.
Selain ASI dan makanan pendamping ASI (MPASI), si kecil juga bisa mendapat nutrisi lainnya dari produk susu pertumbuhan anak yang diformulasikan untuk mendukung potensi anak, kemampuan belajar yang progresif, dan meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Ingat, di samping kemampuan kognitif, jangan lupa latih juga motorik dan psikis si kecil agar ia tumbuh menjadi anak hebat sekaligus pintar. Caranya, bisa dengan bermain dan bersosialisasi. (Hotria Mariana)