Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Sudah sebulan Pemerintah Indonesia mengambil keputusan untuk meniadakan kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah demi mencegah penyebaran virus corona.
Kegiatan belajar dilakukan dari jarak jauh atau dari rumah tanpa tatap muka seperti biasanya.
Hal tersebut membuat sebagian besar anak akan menghabiskan waktunya di rumah seharian.
Selama masa pembelajaran jarak jauh tersebut, tugas bisa saja hadir setiap hari.
Baca Juga: Yuk, Tingkatkan Rasa Empati saat Pandemi Corona dengan Cara Ini
Situasi rumah yang kadang tidak kondusif untuk belajar dan tak adanya pengajar yang hadir, berpotensi membuat anak kerap bosan dan menolak untuk belajar.
Tak sedikit guru yang juga mendapat keluhan orangtua tentang kondisi anak yang enggan untuk belajar.
Sehingga pekerjaan rumah (PR) bisa menumpuk setiap harinya.
Baca Juga: Mengenal Istilah “Cabin Fever” Saat #Dirumahaja, Bagaimana Gejala dan Cara Mengatasinya?
Agar situasi ini tak membuat orangtua dan anak bertambah stres, berikut adalah tips saat anak mulai bosan dan menolak untuk belajar
Jangan sungkan untuk berkomunikasi dengan guru
Sampaikan situasi yang terjadi di rumah kepada guru, termasuk memberikan usul dari sudut pandang orangtua terkait pembelajaran yang efektif bagi anak.
Awali percakapan dengan empati dan apresiasi bahwa guru juga mengalami kesulitan yang sama.
Sehingga, orangtua dan guru dapat mencari solusi bersama-sama, bukan menyalahkan satu sama lain.
Baca Juga: Wedang Teh Susu, Minuman Penghangat Tubuh Sekaligus Cegah Corona
Buat kesepakatan untuk mengumpulkan tugas.
Orangtua bisa mengajak guru untuk membuat kesepakatan bersama dengan anak, semisal tentang kapan waktu belajar tatap muka secara online, kapan anak akan belajar mandiri di rumah, membuat tugas, dan membuat refleksi.
Dengan begitu, anak akan merasa tetap didukung dan dipantau oleh guru dari jarak jauh.
Variasikan kegiatan
Saat ini, ada banyak metode pembelajaran yang dapat dinikmati oleh anak, baik secara daring, saluran TVRI, maupun live streaming.
Guru dan orangtua perlu mengombinasikan metode pembelajaran agar tidak monoton sesuai dengan kondisi setiap anak.
(*)