Ada pasien dengan paru-paru normal
Seorang perempuan asal Wuhan, China, dengan riwayat perjalanan ke Anyang untuk mengunjungi keluarganya, sempat dinyatakan negatif pada tes awal.
Tetapi, pada tes lanjutan hasilnya berubah menjadi positif.
Ia pun kemudian menjalani uji CT Scan untuk mengecek kondisi paru-parunya.
Dari uji scan itu, diketahui paru-parunya tetap normal, tak mengalami demam, dan gejala pernapasan.
Metode pengujian tak efektif
Mengutip Health, Presiden ACCESS Health International William Haseltine mengatakan, metode pengujian virus corona secara umum yang ada saat ini dia nilai tidak cukup efektif.
Itu berdasarkan fakta bahwa penyebaran virus corona tak hanya disebarkan oleh orang bergejala.
Ia pun meminta agar banyak negara mengoptimalkan sistem pengujian yang dikenal sebagai contact tracing atau pelacakan kontak.
Menurut Haseltine, penting untuk menemukan pasien tersebut lebih awal sebelum mereka sakit.
"Ini bukan tentang berapa banyak tes yang dilakukan di suatu negara, tetapi bagaimana tes itu digunakan," kata dia.
Dengan temuan seperti ini, maka orang yang bergejala dan tanpa gejala memiliki potensi yang sama besarnya dalam penularan virus corona.
Praktisi Kesehatan, Lula Kamal mengingatkan masyarakat untuk hati-hati terhadap penyebaran Covid-19.
Sebab, setiap orang memiliki gejala yang berbeda.
Bahkan, ada yang tidak memiliki gejala Covid-19 sama sekali.
"Jadi kita harus hati-hati karena berhubungan dengan daya tahan tubuh tiap orang bisa berbeda-beda.
Ada yang ringan, ada yang berat, ada yang orang tanpa gejala si penyakit corona atau Covid-19 ini," kata Lula di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (15/4/2020).
(*)